SOREANG, Balebandung.com – Menindaklanjuti arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung bersiap melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka pada Januari 2021 mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bandung H. Juhana mengatakan, dalam mengimplementasikan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri terkait diperbolehkannya KBM tatap muka di sekolah pada Januari 2021 mendatang, adalah relaksasi pembelajaran secara bertahap.
“Pada masa pandemi covid-19, KBM tatap muka di sekolah harus berlandaskan prinsip dinamis, suka rela, tanggungjawab bersama, gotongroyong dan sabilulungan semua pihak terkait. Secara teknis pelaksanaannya dilakukan bertahap dan ada fasenya,” terang Kadisdik, Kamis (26/11/20.
Fase yang ia maksud, adalah dengan pembatasan orang yang hadir di sekolah maksimal 50% dari jumlah siswa. Kemudian dengan mengkombinasikan metode belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan tatap muka di sekolah.
“Tatap muka ini dilakukan paruh hari, paruh waktu dan paruh mata pelajaran sesuai kurikulum adaptif. Jadi dilakukan shift, prokes ketat dan ada ijin atau kesepakatan dengan orangtua siswa,” sebut Juhana.
Lebih jauh ia menjelaskan, dalam perjalanan pelaksanaan KBM itu, juga harus dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala baik harian, mingguan dan bulanan. Monev itu dilakukan antara lain oleh guru, kepala sekolah, pengawas, koordinator wilayah, komite sekolah atau orang tua siswa dan stakeholder pendidikan lainnya.
“Hasil monev tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan menginventarisir masalah, dan mencari solusi dari seluruh aspek dalam kegiatan relaksasi tatap muka di sekolah. Inventarisasi masalah dan pencarian solusi ini, juga dilakukan secara berkala harian, mingguan, bulanan dan seterusnya,” ungkap Juhana.
Kendati begitu Bupati Bandung Dadang M. Naser tetap mengingatkan semua sekolah, agar tidak melaksanakan KBM seperti keadaan normal.
“Dahulukan pelajaran yang penting, tidak harus semua mata pelajaran diberikan. Juga tidak harus terus berkegiatan di dalam kelas. Waktu pagi dan siang, siswa berjemur di ruang terbuka sambil belajar, gunakan metode permainan. Silakan nanti kepala sekolah dan guru berinovasi dan berkreasi, diatur sedemikian rupa pelaksanaannya,” ucap Bupati Dadang Naser saat meninjau kesiapan sekolah menjelang KBM tatap muka di SMP Negeri 1 Soreang, Kamis (26/11/20).
Ia menyebut, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan kementerian pendidikan dan juga menggelar rapat koordinasi untuk seluruh kepala sekolah perwakilan tingkat SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA. Terungkap bahwa pembelajaran daring (online) dan luring (offline) di Kabupaten Bandung, baru bisa efektif dilakukan di sekitar 50% sekolah.
“Kami sudah mengkaji, bahwa sekolah yang efektif melaksanakan pembelajaran daring maupun luring, itu hanya 50% lebih. Sedangkan sisanya belum efektif. Makanya tempo hari, saya minta silahkan lakukan tatap muka, dengan catatan menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat,” imbuh bupati.
Ia menyarankan, sekolah di semua tingkatan melakukan uji coba terlebih dahulu. Persiapan yang harus dilakukan, antara lain dengan menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, alat pengukur suhu tubuh, sekat pembatas antar siswa, dan juga menyiapkan prosedur penanganan bila ada siswa terindikasi suhu tubuhnya tinggi. Sebenarnya, ujar Dadang Naser, sudah ada sekolah yang mulai uji coba KBM tatap muka di tengah situasi pandemi Covid-19 ini.
“Melihat kemarin muncul klaster pesantren, nanti juga dikhawatirkan ada klaster sekolah. Untuk itu, selain menerapkan prokes dengan ketat, kehadiran di sekolah juga saya minta paling banyak itu 30% dari jumlah siswa. Jadi harus disusun penjadwalannya, agar tidak ada penumpukan siswa di sekolah,” tutur Dadang Naser.***