MARGAHAYU – Dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-376 Kabupaten Bandung, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Tim dokter dari RSAU Dr. M. Salamun dan BKKBN menyelenggarakan Pelayanan KB MOP (Metoda Operasi Pria) dan MOW (Metoda Operaasi Wanita) tanpa dipungut biaya yang terpusat di Lanud Sulaiman Kecamatan Margahayu, Selasa (14/2/17).
Maksud dan tujuan pelayanan KB MOP dan MOW ini untuk menekan angka kelahiran, menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan mengendalikan jumlah penduduk di Kabupaten Bandung yang saat ini sudah mencapai angka 3,5 juta jiwa.
Target awal atau PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat) yang dicanangkan DPKBP3A pada pelayanan kali ini adalah 50 akseptor untuk MOP (vasektomi) dan 150 akseptor untuk MOW (tubektomi). Peserta yang mendaftar 15 akseptor MOP dan 106 akseptor MOW, hal ini dimungkinkan kurangnya informasi dan sosialisasi.
Akseptor yang jadi target pelayanan berasal dari 15 kecamatan wilayah barat Kabupaten Bandung yaitu Kecamatan Banjaran, Cimaung, Pangalengan, Arjasari, Cangkuang, Rancabali, Ciwidey, Pasirjambu, Soreang, Kutawaringin, Margahayu, Katapang, Dayeuhkolot, Pacet dan Ciparay. Sementara untuk wilayah timur diselenggarakan pada kegiatan pelayanan berikutnya yang akan dipusatkan di Rumah Sakit AMC (Annisa Medical Center) Cileunyi.
Menurut Kepala Bidang KB DP2KBP3A Kabupaten Bandung, M. Wahyudin, S.E., para peserta harus memenuhi beberapa persyaratan sebelum mendapatkan pelayanan KB MOP dan MOW ini. “Secara umum setiap calon peserta harus secara sukarela tanpa paksaan menerima pelayanan ini, memiliki minimal 2 anak dan tidak mempunyai anak di bawah lima tahun (balita), dan yang ketiga harus sehat oleh karenanya harus diperiksa terlebih dahulu di Puskesmas atau Rumah Sakit,” kata Wahyudin.
Pelayanan KB MOP dan MOW tidak diperuntukkan bagi wanita hamil atau sudah terdeteksi kehamilannya, penderita tekanan darah tinggi, penderita diabetes, penderita penyakit jantung, penderita penyakit paru-paru, penderita hernia, penderita anemia berat dan yang terakhir yang belum memberikan persetujuan secara tertulis.
Kontrasepsi mantap (kontap) MOP dan MOW ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Secara umum keuntungannya lebih aman karena keluhan lebih sedikit dibanding alat kontrasepsi lainnya. Lebih praktis karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja. Lebih efektif karena tingkat kegagalannya sangat kecil serta lebih ekonomis karena memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja. Sedangkan kerugiannya hanya bersifat jangka pendek yaitu rasa sakit dan tidak nyaman pasca operasi.
“Tidak ada efek samping jangka panjang setelah dioperasi dan juga tidak akan mengganggu hubungan seksual suami istri,” jelas Wahyudin ketika ditanyakan tentang berbagai anggapan masyarakat mengenai MOP dan MOW.
Erna (43) warga Pangauban Kecamatan Pacet mengatakan ia mengetahui adanya pelayanan gratis ini dari kader penyuluh KB di mana ia berdomisili. Mulanya Erna, atas ijin suaminya, sudah mantap menjadi akseptor KB MOW akan tetapi tidak memiliki biaya. “Saya sudah menunggu pelayanan ini dan menanyakan pada kader, soalnya kalau di rumah sakit biayanya mahal,” kata Erna.
Erna hanya salah satu dari sekian banyak akseptor KB yang memilih alat kontrasepsi ini. Menurutnya MOW cara yang efektif untuk mencegah kehamilan. “Saya dan suami sudah mantap memilih MOW mengingat usia saya kalau hamil lagi resikonya tinggi,” kata Erna.