Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungPengelola Glamping Lakeside Rancabali Bantah Belum Berizin

Pengelola Glamping Lakeside Rancabali Bantah Belum Berizin

Pinisi Resto adalah sebuah restaurant berbentuk kapal layar Phinisi yang berlokasi satu area dengan Glamping Lakeside di Kec Rancabali, Kab Bandung yang baru soft opening pada tanggal 7 Juli 2016. Obyek wisata baru yang dikelola PTPN VIII ini bakal jadi salah satu daya tarik pariwisata Kabupaten Bandung. by Rayen el Rahman/ist
Pinisi Resto adalah sebuah restaurant berbentuk kapal layar Phinisi yang berlokasi satu area dengan Glamping Lakeside di Kec Rancabali, Kab Bandung yang baru soft opening pada tanggal 7 Juli 2016. Obyek wisata baru yang dikelola PTPN VIII ini bakal jadi salah satu daya tarik pariwisata Kabupaten Bandung. by Rayen el Rahman/ist

BANDUNG – PT Prakarsa Mulia selaku pengelola Glamping Lakeside menegaskan pihaknya sudah mengantongi izin resmi dari Pemerintah Kabupaten Bandung untuk pendirian objek wisatanya. Pengelola juga siap membuktikan berbagai dokumen seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan bukti Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) kepada Bupati Bandung Dadang M Naser.

Direktur I PT Prakarsa Mulia Nunu Nugraha mengatakan, pendirian objek wisata alam Glamping Lakeside di Desa Patengan Kecamatan Rancabali itu telah memiliki izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bandung tertanggal 25 April. Pihaknya juga heran bila kini dianggap ilegal. “Ini saya bawa bukti izinnya ada,” kata Nunu kepada wartawan sambil menunjukan berkas perizinan, Jumat (5/5).

Nunu menambahkan, pihaknya sudah menempuh seluruh prasyarat sesuai dengan prosedur dari pemerintah. Sehingga, tidak benar bila selalu dituding melanggar aturan bahkan objek wisata yang didirikan pihaknya dianggap ilegal. “IMB, ULP (Upaya Pengelolaan Lingkungan) dan ULK ada, itu sudah diajukan tahun 2016. Dokumennya ada,” tegasnya.

Disinggung terkait adanya pengembangan objek wisata Glamping Lakeside hingga Kawah Rengganis, Nunu mengaku hal itu masih dalam penyusunan rencana dan saat ini belum berjalan. “Belum ada pergerakan atau pun kegiatan apa-apa kok soal pengembangan itu. Yang jelas kami selalu peduli terhadap lingkungan, termasuk penghijauan di area objek wisata,” tandasnya.

Nunu juga mengaku heran bila objek wisata yang dikelolanya dinilai sebagai salah satu pemicu banjir di Pasirjambu dan Ciwidey. Padahal secara logika, aliran air dari Glamping Lakeside mengalir ke selatan sama halnya dengan Situ Patengang dan Kawah Cibuni. “Sementara banjir itu aliran sungainya dari utara, dan bukan dari selatan. Jadi, perlu diklarifikasi,” tukasnya.

spot_img
BERITA LAINYA

1 KOMENTAR

  1. Pd tgl 25 Des ’19 kami tidur di Tenda Keong no 10 dan cukup nyaman dgn panorama disekitar danau cukup bagus hanya di wkt malam terasa sangat dingin krn tendanya hanya terbuat dr membran textiel dan tdk adanya alat penghangat.
    Apabila ada perluasan camping mengapa tdk dibuat rumah berbentuk Geodesic Dome yg terbuat dr plywood 15 mm dan dilapisi PU Foam utk menjaga kehangatan di.mlm hari. Biaya pembuatan GD ini dgn diameter 5,9 m (utk 4 orng) relatip murah dan tahan gempa serta angin puting beliung. Seperti trnda yg terbang atapnya yg mungkin kena angin puting beliung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img