PACET,balebandung.com – Ketua Fraksi PKB DPR RI H. Cucun Ahmad Syamsurijal bersama perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar melaksanakan penyerahan bantuan 1000 bibit cabai dalam rangka mendukung ketahanan pangan. Penyerahan bibit cabai kepada para petani maupun masyarakat itu dengan harapan dapat mengendalikan inflasi pangan.
Kegiatan tersebut bagian dari dedikasi untuk negeri yang merupakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), gerakan nasional pengendalian inflasi pangan yang dilaksanakan di Villa Manik Desa Nagrak Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Minggu (28/8/2022).
Bantuan 1.000 bibit cabai itu diserahkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar dan Cucun Ahmad Syamsurijal kepada para petani di Desa Nagrak Kecamatan Pacet. Penyerahan bibit cabai itu untuk ditanam oleh masyarakat di pekarangan rumah masing-masing itu, turut dihadiri pula Camat Pacet Asep Susanto, Kapolsek Pacet AKP Edi Pramana dan perwakilan Koramil Kertasari/Pacet.
Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan, menggerakan masyarakat untuk melaksanakan budidaya pertanian, di antaranya menanam cabai sangat penting di tengah-tengah ancaman krisis ekonomi global tentang geopolitik.
“Beberapa komoditas pangan ini perlu disikapi. Kita ini sekarang dalam bayang-bayang inflasi tinggi, memang bukan hanya Indonesia saja,” kata Cucun Ahmad Syamsurijal, yang juga Wakil Ketua Banggar DPR RI kepada wartawan di Villa Manik.
Kang Cucun, panggilan akrab Cucun Ahmad Syamsurijal, turut mengapresiasi terhadap para pengendali inflasi, terutama di tim moneter yang menjadi tugasnya.
“Maka langkah yang harus diambil semua, bagaimana yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan dan termasuk krisis politik terutama di tingkat geopolitik internasional akan terus berkembang dengan adanya peperangan negara Ukraina dan Rusia,Tiongkok dengan Taiwan yang akan berdampak pada sektor komoditas,” tutur Kang Cucun.
Bank Indonesia, kata Kang Cucun, sekarang mulai menginisiasi sosialisasi pengendalian inflasi pangan. “Saya rasa Jawa Barat dulu tingkat inflasinya tidak terlalu tinggi karena masyarakatnya masih mau menanam tanaman di lingkungan rumahnya untuk pemenuhan kebutuhan pokoknya. Ini harus digalakkan kembali. Makanya, kita kumpulkan semua para petani maupun masyarakat lainnya di Kecamatan Pacet untuk mengkampanyekan pengendalian inflasi,” tutur Kang Cucun.
Menurutnya, untuk mengkampanyekan hal itu, dimulai dari rumahnya masing-masing, setiap rumah tangga mulai menanam cabai dan kemudian kebutuhan-kebutuhan pokok apa saja yang bisa ada di rumahnya.
“Jabar inflasinya rendah dari dulu karena orang butuh lauk pauk, ikan ada di depan rumahnya. Butuh cabai tinggal metik di belakang rumah maupun di halaman rumahnya. Ini sekarang sudah enggak ada, dan ini perlu sosialisasi lagi kepada masyarakat sehingga yang menjadi kekhawatiran terjadinya gejolak inflasi tinggi bisa dikendalikan,” katanya.
Diharapkan Kang Cucun, kontribusi petani atau masyarakat mau menanam, diharapkan bisa berdampak manfaat dan dapat mengendalikan inflasi di Jabar.
Ditanya apakah sudah terjadi krisis pangan maupun energi secara nasional, kata Kang Cucun, sebetulnya sudah terjadi krisis pangan maupun energi. Untuk sektor energi, ia menyebutkan, pemerintah sudah mengeluarkan subsidi untuk sektor BBM sudah sangat besar sekali, ditambah lagi untuk konvensasi dampak dari krisis energi ini, sehingga banyak mengeluarkan uang negara.
“Ini tidak boleh terus-menerus terjadi seperti ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk hal yang tidak produktif, uang yang dibuang tak menghasilkan apa-apa. “Kalau teori ekonomi, itu salah. Kita berusaha untuk berpikir, dan pemerintah harus punya keberanian juga menyampaikan ke publik bahwa pentingnya mengendalikan subsidi, pertama harus betul-betul tepat sasaran, dan yang kedua orang yang tak berhak mendapatkan subsidi, jangan dapat subsidi. Dan pengeluaran subsidi itu harus dibatasi, jangan sampai subsidi itu mengeruk APBN ke hal-hal yang tidak produktif,” katanya.
Sementara itu, perwakilan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar Tanti Mulyati mengatakan pemberian bantuan bibit cabai kepada para petani untuk ditanam di halaman rumah itu, bagian dari simbolis dalam program pangan. “Saat ini, dan beberapa waktu lalu, inflasi pangan naik cukup tinggi, salah satu kontribusinya itu antara lain cabai. Alhamdulillah sekarang mulai turun inflasi cabai ini,” katanya.
Menurut Tanti, untuk menggerakkan masyarakat, kesadaran pentingnya ketahanan pangan, simbolis diberikan bantuan bibit cabai. “Tapi bukan untuk di lahan pertanian, tapi untuk ditanam di pekarangan rumah. Minimal masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya, cukup memetik dari halaman rumahnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, masyarakat disaat bisa memetik sendiri cabai untuk kebutuhan sehari-harinya di pekarangan rumahnya, kalau kebutuhannya sedikit tidak perlu pergi atau membeli ke pasar.
“Kalau semua kebutuhan cabainya meningkat, dan beli di pasar, secara total permintaan cabai akan naik. Kalau hukum ekonomi, permintaan naik dan pasokan sedikit, harga naik,” kata Tanti.
Ia berharap dengan adanya bantuan bibit cabai itu bisa menggerakkan masyarakat untuk tanam cabai di pekarangan rumahnya.***