Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungPengunjung Bertambah, UPT Libur, Parkir Motor Acak-Acakan

Pengunjung Bertambah, UPT Libur, Parkir Motor Acak-Acakan

Situasi di dalam Pasar Soreang

Soreang. Balebandung.com — Menjelang hari H Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriyah, jumlah pengunjung yang berbelanja semakin bertambah di Pasar Soreang Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, Rabu (12/5/2021), hingga saat ini.

Pasar Soreang yang baru diresmikan Bupati dulu, beberapa waktu lalu, ternyata kapasitas untuk tempat parkir kendaraan motor tidak memadai sehingga kelihatan semrawut dan mengganggu pengguna jalan lainnya.

Ketika hal tersebut mau dikonfirmasikan kepada UPT Pasar Soreang, diperoleh kabar kalau semua pegawainya juga pimpinannya sudah libur kerja.

Sebagai alternatif, Balebandung.com menanyakan kepada salah seorang pengunjung, Wida (35), Warga Ciwidey, mengenai keadaan Pasar Soreang, dan dia mengatakan, kalau penataan parkir di pasar Soreang harus segera dibenahi agar tidak semrawut. Karena ini demi kenyamanan konsumen saat berbelanja.

Selain di pasar, dia juga mempertanyakan kinerja pegawai Dinas Perhubungan, yang menurutnya lebih mementingkan pungutan retribusi daripada mengamankan motor yang parkir di trotoar.

Trotoar yang dijadikan lahan parkir nambah kemacetan.

“Kita mempunyai hak untuk mendapatkan kenyamanan saat berjalan kaki. Tapi kenyamanan itu tidak bisa kita peroleh seutuhnya,” katanya di Soreang.

Bahkan dia menegaskan, jangankan di hari menjelang lebaran, di hari-hari biasa pun kerap terjadi parkir motor di atas trotoar yang anehnya tidak pernah ditindaklanjuti pegawai Dishub.

Sementara teman belanja Wida yang juga tetangganya, Mimin, menambahkan, selain ketidaknyamanan saat beraktivitas, dia juga membahas daging sapi yang harganya mencapai Rp130 ribu-Rp150 ribu. Untuk harga kebutuhan pokok lainnya walau ada sedikit kenaikan tapi wajar-wajar saja.

Mimin mengakui hanya mampu membeli setengah kilo daging sapi saja untuk di masak besok. Menurut dia, kalau semua dibelikan untuk daging sapi, buat belanja bumbunya pasti kurang.

“Kita hanya bisa belanja sedanya saja di masa pandemi ini. Apalagi suami saya merupakan salah satu korban PHK pabrik,” ujar Mimin.

Dalam kegiatan transaksi jual beli tersebut, antara pengunjung dan penjual sebagian tidak mematuhi protikol kesehatan. Bahkan terjadi kerumunan orang saat membeli kebutuhan.

Sayangnya untuk keterangan yang lebih spesifik tidak bisa diperoleh, karena pegawai dan kepala UPT Pasar Soreang sudah libur kerja. (Fattah).

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img