SOREANG, Balebandung.com – Puluhan pengurus dan kader Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Bandung mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 3, Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bedas).
Keputusan mendukung pasangan Bedas ini bertolak belakang dengan keputusan DPC PBB Kabupaten Bandung yang mendukung paslon nomor urut 1, Kurnia Agustina-Usman Sayogi.
Sedikitnya 18 Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) PBB dari 18 kecamatan di Kabupaten Bandung, tokoh dan kader senior PBB resmi mendeklarasikan dukungan mereka kepada paslon Bedas yang diusung oleh PKB, Nasdem, Demokrat dan PKS tersebut. Para kader senior PBB itu menamakan diri Forum Penegak Syariat Bulan Bintang.
Deklarasi dilakukan oleh puluhan pengurus Partai Bulan Bintang dari 18 kecamatan di Soreang. Deklarasi juga dihadiri oleh Calon Bupati Bandung nomor urut 3, Dadang Supriatna dan ditandai penandatanganan nota kesepahaman.
Para pengurus PAC dan kader KBB menilai Pengurus DPC PBB Kabupaten Bandung sudah melanggar khittah atau prinsip partai dalam menentukan arah dukungan di Pilkada Kabupaten Bandung. Dalam ideologi PBB yang berlandaskan pada syariat Islam, seorang pemimpin wajib laki-laki.
“Kebijakan Ketua DPC PBB Kabupaten Bandung dinilai menyimpang dari ideologi partai, menyimpang dari khittah. PBB adalah partai berlandaskan Islam. Dan Islam sudah menyatakan bahwa memilih pemimpin itu sudah ada ketentuannya yaitu harus laki-laki,” kata Ketua Forum Penegak Syariah Partai Bulan Bintang, Tatus Sundara kepada wartawan di Soreang, Kamis (8/10/2020).
Keputusan mayoritas pengurus PAC, kader dan para tokoh senior Partai Bulan Bintang yang akhirnya memutuskan mendukung pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan, menurut Tatus, tidak muncul tiba-tiba.
Sejak awal, kata Tatus, keputusan DPC PBB Kabupaten Bandung yang memilih mendukung calon bupati perempuan dipertanyakan seluruh Pengurus PAC, tokoh serta kader PBB dari 31 kecamatan.
Terlebih para pengurus PAC Bulan Bintang tingkat kecamatan, para tokoh serta kader PBB tidak diajak bermusyawarah atau sekedar diajak dialog untuk menentukan arah dukungan PBB di Pilbup Bandung.
“Sebetulnya gerakan ini muncul diawali dari pernyataan dukungan DPC kepada paslon tertentu. Ternyata di bawah yaitu pengurus PAC, kader, tokoh Bulan Bintang sejak 98, bergejolak. Mereka gelisah dan kecewa. Apalagi sejak awal kami tidak pernah diajak bicara dan semua keberatan dengan keputusan DPC,” ungkap Tatus.
Dari kekecewaan terhadap keputusan DPC PBB Kabupaten Bandung tersebut, para tokoh dan kader senior serta para pengurus PAC kemudian bergerak menggalang semua kekuatan di tubuh Partai Bulan Bintang sehingga kemudian terbentuklah Forum Penegak Syariat Partai Bulan Bintang yang diketuai Tatus.
“Forum ini terdiri dari DPAC se-Kabupaten Bandung, yang sudah bersama kami 18 kecamatan, para caleg PBB 2019, para kader dan tokoh senior PBB, badan organisasi otonom partai seperti Brigade Hizbullah, Pemuda Bulan Bintang, dan Bulan Sabit Merah,” kata Tatus.
“Semua elemen partai menyatakan penolakannya terhadap keputusan DPC yang mendukung calon perempuan. Hari ini kami deklarasi mendukung pasangan Bedas. Kami mendukung pemimpin laki-laki. Apalagi pasangan Bedas ini sangat luar biasa dan memiliki kapasitas untuk memimpin Kabupaten Bandung,” tambah Tatus yang juga mantan Pengurus DPW PBB Jawa Barat.
Ia menyebut, para Pengurus PAC dan kader senior partai secara resmi pernah meminta penjelasan Pengurus DPC PBB Kabupaten Bandung mengenai alasan mendukung calon bupati perempuan. Namun, kata Tatus, hingga saat ini Pengurus DPC PBB tidak pernah memberikan penjelasan apa-apa.***