GESAT – Sayembara desain Gedung Pusat Kesenian dan Budaya Jawa Barat atau West Java Art and Cultural Centre (WJACC) telah memasuki tahapan final. Tim Panitia sebelumnya telah menyeleksi 110 peserta. Dari jumlah ini ada 68 peserta yang memasukkan berkas dokumen fisik. Sementara dokumen yang layak dipajang untuk dinilai sejumlah 67 berkas dari 68 Peserta.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyayangkan, dari lima nominasi yang masuk babak final, tidak ada desain hasil karya peserta asal Jawa Barat. “Dua desain berasal dari Jakarta, satu desain masing-masing dari Solo, Semarang, dan Yogyakarta,” sebut Aher di Gedung Sate, Senin (15/5/17).
Kelima nominasi dinilai oleh tim juri dan diperlihatkan kepada publik di Aula Timur Gedung Sate Bandung. Konsep kelima nominasi tersebut memiliki tema unik dan menarik, yaitu: (1) Menari di Panggung Alam, (2) Persembahan Bumi, (3) Saung Parahyangan, (4) Saung Taluh, dan (5) Riungan Awi.
Ketua Dewan Juri WJACC Gunawan Tjahjono dari The Indonesian Institute of Architects (IAI) menjelaskan pihaknya mensyaratkan beberapa kriteria umum dalam penilaian. Pertama, bangunan bukan merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada dan dapat merepresentasikan ikon Jawa Barat yang inovatif.
“Kedua, bangunan harus memenuhi persyaratan kehandalan bangunan termasuk keamanan, keselamatan dan kenyamanan, termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas, khususnya difabel,” imbuh Gunawan.
Pada penilaian ini, keluarlah pemenang sayembara dengan konsep “Persembahan Bumi”. Pemenang sayembara ini juga merupakan hasil penilaian oleh dewan juri yang merupakan pakar arsitektur, diantaranya: Budi A Sukada dari The Indonesian Institute of Architects (IAI), Baskoro Tedjo (IAI), dan seniman Tisna Sanjaya. Ada juga juri kehormatan yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
“Hasil penjurian, setelah dewan juri berembuk, termasuk juri kehormatan ikut berembuk untuk mendiskusikan hasil, dan pemenang, atau Juara 1 jatuh pada nominasi nomor WJACC2017-011, dengan tema ‘Persembahan Bumi,'” terangnya.
Dalam konsep ini, ditampilkan filosofi rangkaian pengalaman ruang spiritual, gotong-royong persembahan, perayaan, doa, dan pesta. Adapun terdapat bentuk ‘Sangu Tumpeng’ sebagai cerminan budaya masyarakat yang syarat makna.
Sementara kultur persembahan dan perayaan menggambarkan masyarakat Nusantara yang bersifat agraris. Maka dari refleksi konsep tersebut terdapat bentuk yang mengadopsi petakan sawah bertangga dengan kolam sebagai irigasi buatan.
Terkait struktur bangunan, struktur yang digunakan merupakan gabungan antara konstruksi beton sebagai penahan plat lantai, konstruksi baja digunakan untuk mengubah bentuk kerucut dan load bearing wallpaper pada dinding perimeter.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengutarakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sengaja menggandeng IAI Jawa Barat untuk menyaring ide dan gagasan desain Pusat Seni dan Budaya Jawa Barat yang berkualitas baik dan berstandar internasional.
Wagub mengatakan gedung kesenian memadai perlu ada sebagai bentuk penghargaan dan fasilitas terhadap seni dan budaya. Sementara ‘bangunan unik’ yang akan dibangun Ia yakini akan menjadi Landmark baru di Jawa Barat.
“Tadi sama-sama kita berembuk, jadi memang ada beberapa pertimbangan dari berbagai aspek, teknis, konstruksi, dan segala macam. Kita melihat yang jadi juara satu ini yang terbaik diantara lima nominee yang ada. Kita lihat bentuk bangunannya memang belum pernah ada. Nanti yang empat lainnya barang kali kita akan juga desainnya dipakai untuk membangun gedung kesenian di berbagai wilayah lainnya di Jawa Barat,” tutur Deddy.
Deddy juga mengungkapkan Jawa Barat, dan Nusantara pada umumnya, memiliki seni pertunjukkan yang luar biasa. Maka agar bisa menghargai khasanah budaya bangsa tersebut salah satunya dengan memberikan tempat pertunjukan seni yang selayaknya.
Nantinya Pusat Seni dan Budaya Jawa Barat (WJACC) yang disayembarakan akan berlokasi di BPPTKP Bandung, Jl. Pahlawan No. 70 Neglasari, Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
Gedung WJACC akan berdiri di atas lahan seluas hampir 4 hektar. Akan ada satu hall utama dengan kapasitas penonton hingga 1.500 orang. Selain itu, akan ada juga empat atau lima ruang sebagai area pertunjukkan seni budaya bagi komunitas, pelajar, atau mahasiswa, serta ruang pameran berstandar internasional. Area komersial seperti hotel dan mall pun akan terintegrasi dengan kawasan WJACC ini.
Bangunan akan dirancang dengan konsep green building, serta mengikuti aturan bangunan khususnya yang berlaku di Kota Bandung. Diantaranya seperti Perda No. 5 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung, Perwal No. 1023 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung Hijau, dan lainnya.
Sedangkan anggaran (pekerjaan standar dan nonstandar) seperti yang disebutkan dalam kriteria umum rancangan kurang lebih Rp 600 miliar. Proyek konstruksi rencananya akan mulai dikerjakan pada 2018.
Sementara itu para juara sayembara WJACC mendapatkan hadiah diantaranya Juara 1: Rp 300 juta, Juara 2: Rp 100 juta, dan Juara 3: Rp 75 juta. Sementara Juara Harapan Rp 30 juta (jumlah tersebut belum dipotong pajak). Adapun para pemenang diantaranya, Juara 1 WJACC.011- Persembahan Bumi, Juara 2 WJACC.087 – Saung Parahyangan, Juara 3 WJACC.068 – Riungan Awi, Juara harapan 1 WJACC.009- Menari di Panggung Alam, dan Juara Harapan 2 WJACC.110- Saung Taluh.