SOLOKANJERUK,balebandung.com – Kunjungan Dapil DPR RI dan pengajian bulanan Kitab Hikam bersama Rois Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) se-Kabupaten Bandung, digelar di Ponpes Sa’adatuddaroin Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung, Sabtu (1/10/2022).
Pada kajian Kitab Hikam itu, hadir sejumlah undangan mulai dari Rois Syuriah, Katib Syuriah, Ketua Tanfidziah, Ajengan/Ustadz. Mereka yang hadir itu adalah para pengurus MWC NU se-Kabupaten Bandung.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap Sabtu atau Minggu pertama itu, dihadiri langsung Ketua Fraksi PKB/Anggota Komisi III DPR RI H. Cucun Ahmad Syamsurijal, Pimpinan Ponpes Darul Ma’arif KH Sofyan Yahya, Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Bandung KH. Asep Jamaludin, dan sejumlah pihak lainnya.
Kajian Kitab Al-Hikam itu, dilaksanakan berdasarkan hasil Mukercab I tahun 2022 tentang syahriyahan yang dilaksanakan setiap awal bulan.
KH. Sofyan Yahya menyebutkan, para kiai dan ajengan agar memiliki pandangan modern dan moderat karena tidak semua pemahaman bisa diterima oleh masyarakat yang kulturnya berbeda dengan yang membawa paham.
“Hal ini perlu penyikapan, dan pemikiran yang berimbang dari para kiai dan ajengan, sesuai dengan pemahaman yang baik,” kata Sofyan Yahya dalam tausyiahnya.
Menurutnya, pada kajian Kitab Hikam, terkait tasawuf dalam pokok bahasan wahdatul wujud, seseorang yang sudah memiliki pandangan hanya Allah.
“Maka, kemanapun tatapan dan pandangannya diarahkan, yang ada dalam penglihatannya hanyalah Allah semata. Sehingga hal yang harus dibangun adalah, keyakinan yang lurus, hanya pada Allah, tidak ke yang lainnya,” kata Sofyan Yahya.
Ia mencontohkan, masih ada yang percaya jika mengajukan sesuatu, para kiai percaya pada proposal, pada keharusan izin Bupati dan tandatanganya. Padahal, jika tak ada izin-Nya, tak ada ridho-Nya tidak akan didapat.
“Keyakinan seperti ini penting, sebab berkaitan dengan Tauhid. Orang-orang yang bermakrifat pada Allah, dalam dirinya semuanya hanya Allah saja, tidak ada yang selain-Nya,” ujarnya.
Dalam penyampaian dakwahnya, Sofyan Yahya mengutarakan, para kiai dan ajengan, harusnya tahu yang menjadi sasaran dakwahnya.
“Yang benar itu berdakwah pada orang yang berada di luar masjid. Bukan orang yang sudah benar ada di masjid,” katanya.
Jadi, Sofyan Yahya mengatakan, jika ada tetangga pemabuk, jangan dijauhi, tetapi harus didekati, karena itu sasaran dakwah para kiai, para ajengan yang sebenarnya.
“Untuk yang sudah makrifat, maka ia tenggelam pada kecintaannya pada Allah. Tegak lurus hatinya pada Allah, taat dan tidak lagi mengharapkan pahalanya Allah, dan apapun yang ia lakukan, semuanya itu karena Allah,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu juga, Sofyan Yahya mengajak para Ketua MWC NU se-Kabupaten Bandung, untuk bisa berziarah ke makam Syech Abdul Qodir Al Jaelani, dan ke Syech Junaid Al Baghdadi di Baghdad, Irak. ”Insyaallah bisa, dan bersiap saja untuk membuat paspornya terlebih dahulu,” ujarnya.***