BANDUNG – Prototipe Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul sudah hadir di Alun-alun Kota Bandung. Posisinya di sisi Jalan Asia Afrika, berdampingan dengan halte bis kota. Warga sudah bisa menyaksikan moda transportasi umum masa depan Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, disimpannya prototipe Metro Kapsul itu di ruang publik merupakan media komunikasi dengan warga. Ia ingin agar warga bisa mendapatkan informasi akan hadirnya alat transportasi baru itu.
“Setiap ada inovasi yang memang akan segera dieksekusi, kita memperkenalkan supaya kita masih menerima masukan, kritikan, dan saran dari warga. Karena kan kota ini dibangun prinsipnya bersama-sama,” ujar Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Rabu (5/4/17).
Walikota menerangkan Metro Kapsul merupakan salah satu solusi atas keresahan warga yang menginginkan adanya fasilitas transportasi baru yang nyaman dan aman. Metro Kapsul dihadirkan agar warga mau mulai beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Proyek Metro Kapsul adalah percontohan yang dilakukan menggunakan teknologi terbaru karya dalam negeri. Teknologi ini terhitung lebih murah dibandingkan dengan harga LRT pada umumnya. Jika biasanya satu gerbong LRT bisa mencapai harga Rp400 milyar, Metro Kapsul hanya dibanderol dengan harga Rp150 milyar per gerbong.
“Anggarannya semua dari swasta. Ini memudahkan percepatan investasi, karena swasta tidak perlu banyak subsidi ke kami,” kata Emil.
Proyek ini akan dikerjakan oleh BUMN,yakni PP, atas penunjukkan langsung melalui Keputusan Presiden. Pembangunan tahap pertama ini direncanakan akan dilakukan sepanjang 6 km dari Stasiun Bandung menuju Jalan Dalem Kaum. Jika proyek ini berhasil dan diterima oleh masyarakat, maka rute akan diperpanjang ke wilayah lain.
Emil bahkan memproyeksikan teknologi ini akan digunakan sepanjang 40 km di masa depan sesuai dengan cetak biru grand desain transportasi Kota Bandung. Kelak, LRT ini juga diharapkan bisa menghubungkan kota/kabupaten sekitar Bandung dengan Kereta Api Cepat yang akan dibangun di masa mendatang.