SOREANG,balebandung.com – Puluhan petani yang disiapkan untuk pelaku usaha pada budidaya lebah madu diikutsertakan pada pelaksanaan bimbingan dan penjelasan tentang teknik pengembangan budidaya lebah madu di Rumah Jabatan Bupati Bandung di Soreang, Rabu (28/9/2022) malam.
Sebanyak sebanyak 263 petani yang tergabung dalam 28 kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) yang tersebar di Sub DAS Ciwidey yang menjadi pembinaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung tersebut.
Budidaya lebah madu itu, bagian dari percepatan pengendalian kerusakan Sub DAS Ciwidey setelah sebelumnya dua kali terjadi banjir bandang pada Juni 2022 lalu di Subdas tersebut. Dalam percepatan pengendalian kerusakan itu dengan menerapkan pola pentahelix, yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Bupati Bandung HM Dadang Supriatna mengatakan, budidaya lebah madu yang melibatkan para petani di Sub DAS Ciwidey ini, ada perpindahan dari budidaya stroberi.
“Para petani lebah madu itu perlu diberikan pemahaman,” katanya.
Bupati Dadang Supriatna pun menyebutkan, lebah madu bisa lebih produktif, jika sudah ada sumber makanannya. Untuk itu, melaksanakan penanaman atau gerakan penghijauan, apalagi tanaman yang berbunga untuk konsumsi lebah madu, bisa lebih dikedepankan. Kalau sudah ada makanan untuk lebah madu, baru tanam lebah madunya,” tutur Bupati Bandung di hadapan para petani.
Dadang Supriatna pun mengarahkan kepada para petani lebah madu untuk melaksanakan studi banding, ke tempat budidaya lebah madu yang sudah produktif. “Supaya mereka bisa secepatnya melaksanakan budidaya lebah madu,” ujarnya.
Bupati Bandung berharap dengan adanya budidaya lebah madu ini, bisa mengurangi kerusakan hutan. Untuk itu, para petani yang berada di bagian hulu sampai hilir sungai bisa melaksanakan budidaya lebah madu.
“Saya yakin lebah madu penghasilan yang sangat menguntungkan. Madu juga bisa digunakan sebagai obat. Peralihan dari budidaya stroberi jadi lebah madu,” ujarnya.
Terkait dengan anggaran yang dibutuhkan dalam budidaya lebah madu itu, kata Dadang Supriatna, Pemkab Bandung sudah memberikan kemudahan dengan memfasilitasi pinjaman dana bergulir tanpa bunga ke BPR Kertaraharja dan Bank BJB.
“Memberikan subsidi bunga ke bank, nasabah tak dibebani. Dengan harapan, pertumbuhan ekonomi bisa cepat dan berharap menjadi solusi dalam peningkatan ekonomi,” harapanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah menyatakan, menyikapi dua kali peristiwa banjir bandang yang terjadi pada Juni 2022 lalu, Bupati Bandung berkeyakinan perlu dilakukan respon dengan empat pendekatan.
“Pertama pendekatan sipil teknis, dan alhamdulillah beberapa titik sudah dilakukan pekerjaan. Di antaranya pembangunan beronjong yang dilakukan BBWSC, ada empat dam penahan yang dibangun oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jabar, ada pembuatan hutan rakyat seluas 50 hektare juga oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jabar,” kata Asep Kusumah.
Kemudian, imbuh Asep Kusumah, ada beberapa kegiatan teknis yang dilakukan secara pentahelix, hadir Geodipa, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, dan beberapa kegiatan teknis lainnya.
“Ada juga pendekatan vegetatif dan sudah dilakukan penanaman secara simbolis pada saat Bedas Ngaleuweung (Bedas Ngamumule Leuweung), penanaman pohon konservasi sekaligus penanaman pohon buah-buahan produktif, untuk menambah nilai ekonomis pohon yang kita tanam, disamping dari sisi konservasi,” ujarnya.
Berikutnya, imbuh Asep Kusumah, ada pendekatan pemberdayaan salah satunya adalah bagaimana tanaman stroberi yang memang tidak diizinkan di kawasan Perhutani, ini berubah menjadi budidaya yang sesuai dengan kaidah konservasi, yaitu pemanfaatan lebah madu.
“Lebah madu seperti yang disampaikan Pak Bupati Bandung, salah satu upaya ekonomis yang akan memberikan harapan lebih baik dari sisi ekonomis. Tadi ada paparan dari Pak Dadang, pelaku usaha budidaya lebah madu asal Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, dengan memiliki 100 stup lebah madu bisa menghasilkan Rp 325 juta per tahun. Sekitar Rp 30 juta per bulan, dan ini sangat tinggi dari sisi nilai ekonomis,” kata Asep Kusumah.
Menurutnya, budidaya lebah madu itu, tanaman pohon diperbanyak sebagai sumber makanan. “Kemudian, ada pendekatan pengawasan dan penegakan hukum, memang faktanya ada tanaman-tanaman yang tidak sesuai dengan ketentuan. Yang secara bertahap akan kita pulihkan, akan dikembalikan ke hutan sesuai dengan fungsinya,” katanya.
Disamping itu, imbuhnya, ada manfaat lain dari hasil kunjungan Bedas Ngaleuweung Pak Bupati. Di sana ada rawa gunung, yang berpotensi bisa menyimpan air, sebagai tampungan air, sebagai potensi wisata kedepan. Yang nantinya bisa menambah potensi ekonomi, tanpa merusak hutan,” tutur Asep Kusumah.
Menurutnya, arahnya adalah bagaimana membangun peradaban, membangun kesejahteraan dengan memelihara hutan.
“Prinsipnya, ini dilakukan secara pentahelix yang melibatkan banyak pihak, di antaranya teman-teman media untuk memperkuat edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Di kawasan Sub DAS Ciwidey, dikatakan Asep Kusumah, ada sebanyak 263 petani yang tergabung dalam 28 kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS), dan sekarang baru empat KUPS di zona inti dan persis di atas Sungai Citiis yang didorong.
“Tetapi di tempat perkemahan Curug Bentang Padjadjaran, yang ada lokasi danau rawa gunung kita berikan bantuan bibit ikan 50 kg dan 20 kg-nya di Blok Citiis yang menjadi zona inti. Bantuan ikan untuk menambah nilai ekonomi,” tuturnya.
Asep Kusumah mengatakan, petani lebah madu ini mengalihkan profesi dari petani stroberi. Secara ekonomi akan lebih tinggi, dan secara konservasi juga akan memenuhi kaidah-kaidah perhutanan sosial.
“Hari Jumat (30/9/2022), kita akan melakukan studi tiru ke Ciburial Cimenyan. Kemudian nanti di Penata Giriharja akan bimtek lanjutan, untuk bagaimana mengelola lebah madu supaya bagus. Sementara ini melibatkan 40 orang atau empat kelompok sebagai rintisan,” ucapnya.
Ia mengatakan, Bupati Bandung sudah membentuk, tim percepatan penanganan dan pengendalian kerusakan Sub DAS Ciwidey. “Ada tim mitigasi, koordinatornya BPBD, ada tim analisa kebijakan koordinatornya Kepala Bappelitbangda, tim kolaborasi koordinatornya Kadis PUTR. Pak Bupati juga menambah lagi tim pemanfaatan, ada tim pemanfaatan dan pemberdayaan. Da juga tim pengawasan dan penegakan hukum bekerjasama dengan APH (Aparat Penegak Hukum),” katanya.***