MAJALAYA,balebandung.com – Pelaku usaha kopi Kabupaten Bandung Iskandarsyah berharap sebagai pelaku usaha kopi lokal dilibatkan dalam pembangunan pusat bisnis dan edukasi kopi Indonesia yang saat ini sedang dalam proses pembangunan di Solokanjeruk Kabupaten Bandung.
“Kita ingin tahu dan ingin dilibatkan terkait rencana pemerintah yang saat ini sedang dalam tahap proses pembangunan pusat bisnis dan edukasi kopi Indonesia di Solokanjeruk. Apakah kita sebagai pelaku usaha kopi lokal asal Kabupaten Bandung itu turut dilibatkan, dan turut mendapatkan manfaat dari pembangunan itu? Sampai saat ini, kita belum tahu rencana pemerintah tersebut,” tutur Iskandarsyah di Majalaya, Kabupaten Bandung, Selasa (15/11/2022).
Ia mengungkapkan dengan adanya pembangunan pusat bisnis dan edukasi kopi Indonesia itu, pelaku usaha kopi asal Kabupaten Bandung jangan jadi penonton. “Apalagi berdasarkan informasi di lapangan, pembangunan tersebut bakal menyerap anggaran miliaran rupiah,” kata Iskandarsyah.
Dikatakannya, di Kabupaten Bandung ada sebuah komunitas kopi yang sudah lama eksis dan berkembang. Proses pemasaran kopi yang sudah dijalani, kata Iskandarsyah, selain sinergitas di antara komunitas, juga bekerjasama dengan koperasi. Selain itu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam proses pemasaran kopi.
“Kita berharap dengan adanya pembangunan pusat bisnis dan edukasi kopi Indonesia itu, turut memberikan manfaat bagi pelaku usaha kopi lokal. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton, sementara yang mendapatkan manfaat dengan adanya pembangunan itu pengusaha besar atau luar daerah,” tuturnya.
Iskandarsyah pun mengungkapkan banyak di antara komunitas kopi di Kabupaten Bandung yang bertanya terkait dengan pembangunan pusat bisnis dan edukasi kopi Indonesia itu. “Termasuk saya sendiri belum tahu dan belum paham, dengan adanya pembangunan tersebut. Kita berharap nantinya dari pemerintah ada sosialisasi kepada para pelaku usaha kopi di Kabupaten Bandung, supaya kita bisa mendapatkan manfaat dari program pemerintah tersebut. Tentunya segala program yang digulirkan pemerintah adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat,” ungkapnya.
Ia menuturkan, sebagai pelaku usaha kopi di kelas menengah ke bawah, pemasaran kopinya pun masih bersifat lokalan. Mulai dari mengikuti kegiatan bazar, maupun even-even atau pameran yang dilaksanakan sejumlah komunitas kopi dan pemerintahan setempat.
“Bahkan kita juga memasarkan kopi sampai ke Yogyakarta, melalui kegiatan pameran. Alhamdulillah bisa melakukan transaksi kopi dengan para konsumen kopi asal luar Bandung,” katanya.
Iskandarsyah pun kembali berharap dengan adanya pembangunan pusat bisnis kopi di Solokanjeruk itu, menjadi peluang bagi masyarakat petani untuk memasarkan kopi.
“Tentunya dengan pasar kopi yang menguntungkan bagi para petani. Apalagi dengan adanya tempat edukasi kopi Indonesia itu, untuk kelangsungan ekspor kopi keluar negeri,” katanya.
Ia pun menyebutkan bahwa produksi kopi asal Kabupaten Bandung cukup menjanjikan, dan kualitasnya pun cukup bagus. “Makanya, kopi asal Kabupaten Bandung dijuluki kopi terbaik dunia. Memang pasar kopi asal Kabupaten Bandung tembus pasar Eropa, setelah ada keterlibatan pemerintah dan para pelaku usaha kopi yang memiliki akses ke luar negeri,” katanya.***