PASIRJAMBU – Proses rehabilitasi ruang kelas SDN Rancabolang di Desa Sugihmukti Kec. Pasirjambu Kab. Bandung hingga kini sudah mencapai 35%. SDN Rancabolang menjadi salah satu sekolah yang terkena imbas gempa di Kabupaten Bandung tahun 2010 silam.
Saat kejadian itu kerusakan gedung SD tersebut mencapai 58% sehingga perlu direhabilitasi. Sekolah itu pn mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018 sebesar Rp. 519,8 juta, untuk pembangunan 6 ruang kelas (RK).
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TK, SD dan Nonformal Dinas Pendidikan Kecamatan Pasirjambu Drs. Dadan Ridwan MP.Pd menerangkan, bukan hanya SDN Rancabolang saja yang mendapat bantuan, namun totalnya mencapai 43 bangunan sekolah di Pasirjambu.
“Di Pasirjambu itu ada 43 sekolah yang mendapat bantuan rehab tahun 2018, dari total tersebut 18 SD diantaranya yang mendapat bantuan dan sedang dalam proses rehab. Progres rehabnya semua masih berjalan dan hingga saat ini sudah mencapai kisaran 35-50 persen. Yang SDN Rancabolang ini berkisar 40% progres rehabnya,” jelas Dadan kepada wartawan, ditemui saat melakukan monitoring di SDN Rancabolang, Rabu (29/8/18).
Menurut Dadang, anggaran rehab untuk 43 bangunan sekolah itu bersumber dari APBD, APBN dan DAK 2018. Ia mengatakan bantuan tersebut bukan hanya untuk rehab ruang belajar, tapi sara prasarana lainnya seperti pagar sekolah, paving blok, sampai rumah dinas guru.
“Yang dari APBD sudah beres dilaksanakan berupa pemagaran di SD Cukanggenteng 1, pemasangan paving blok di SD Cibodas 1, juga ada di SD Cisondari dan SD Gambung,” urai Dadan.
Rehabilitasi 6 ruang belajar SDN Rancabolang sendiri, imbuh Dadang, dilaksanakan secara swakelola yang didampingi konsultan sejak 25 Juli 2018 dan ditargetkan rampung pada November 2018.
“Memang untuk SD Rancabolang ini dananya cukup besar mencapai Rp 519, 8 juta untuk rehab enam ruang kelas karena bangunannya sudah rusak berat. Berdasarkan perhitungan konsultan, kerusakan bangunan SD Rancabolang mencapai 58 persen. Jadi memang termasuk rehab berat. Yang termasuk kategori rehab berat itu kerusakan bangunannya berkisar antara 45-60 persen,” terang Dadan.
Dadan mengaku pihaknya sudah melakukan monitoring ke lapangan salahsatunya di SD Rancabolang Rabu, (29/8), dengan didamping Kasi Sapras Bidang SD Disdik Kab. Bandung Hj. Desni dan Konsultan dari SMK7 Bandung H. Dadang.
“Kami melakukan monitoring ke lapangan untuk memastikan pelaksanaan rehab sudah sejauh mana dan melakukan upaya preventif, arena kami khawatirkan juga kalau-kalau ada penyimpangan,” kata dia.
Pihaknya mengaku bangga kepada Kepala SDN Rancabolang yang sudang melaksanakan proses rehabilitasi sekolahnya dengan baik meski baru mencapai 35%. Menurutnya progres rehabilitasi agak terkendala dengan pasokan bahan baku sebab lokasi sekolah yang cukup jauh berada di pelosok perkampungan.
“Memang kendalanya karena lokasi sekolah yang jauh untuk memasok bahan-bahan bangunan. Tapi alhamdulillah bisa diatasi dan kami berharap bisa tuntas pada waktunya,” ucapnya.
Sementara Kepala SDN Rancabolang Mardiah SP.d mengucapkan terima kasih kepada Disdik Kabupaten Bandung yang telah memfasilitasi sekolah yang dimpimpinnya sehingga mendapat bantuan dana rehab.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Disdik Kabupaten Bandung yang telah memberikan bantuan rehab SD Rancabolang. Untuk sementara selama proses rehab proses kegiatan belajar mengajar sekolah kami nebeng dulu di SMP Perkapen Rancabolang,” ungkap Mardiah.
Kini pihaknya berupaya mendahulukan penyelesaian tiga ruang belajar terlebih dahulu agar proses belajar mengajar bisa dilakukan di sekolahnya sendiri.***