BOJONGSOANG,balebandung.com – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna melaksanakan rembug Bedas perdana yang dilaksanakan di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Kamis (5/1/2023).
Program rembug Bedas ini merupakan inovasi terbaru yang diciptakan Bupati Bandung, setelah sebelumnya melaksanakan Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) di 19 kecamatan. Sedangkan rembug Bedas ini akan dilaksanakan di setiap desa dalam kurun waktu delapan bulan kedepan.
Kegiatan rembug Bedas ini adalah bagian dari road to desa Bupati Bandung. Pada kesempatan itu, Bupati Bandung pun secara simbolis memberikan bantuan paket sembako kepada para lansia, kursi roda kepada warga lainnya, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan untuk Linmas, RT, RW, dan bantuan lainnya.
Bupati Bandung mengatakan, pelaksanaan rembug Bedas ini merupakan salah satu inovasi yang dilahirkan dirinya dalam upaya mendekatkan silaturahmi dan untuk mendengar aspirasi masyarakat Kabupaten Bandung.
“Ini bagian dari ikhtiar, supaya bisa silaturahmi dengan berbagai stakeholder masyarakat. Kalau pelaksanaan Bunga Desa, kita hanya bertemu dengan beberapa perwakilan dari masing-masing desa. Tapi saya ingin lebih tahu, silaturahmi langsung dengan para stakeholder yang selama ini memang tahunya saya itu di gambar,” kata Dadang Supriatna.
Melalui pelaksanaan rembug Bedas ini, lanjut Bupati Bandung, bahwa pihaknya bisa bertemu langsung dengan para Ketua RT, RW, perangkat desa, BPD, Linmas, LPMD, karang taruna, guru ngaji dan PKK.
“Mereka bisa bertemu langsung, dalam artian ini lebih cenderung menyerap aspirasi masyarakat. Saya berkeinginan melalui rembug Bedas ini bisa menciptakan lapangan kerja untuk 35.000 orang pada 2023 ini. Tentunya dengan pola langsung bertemu masyarakat, terutama dengan warga usia produktif yang masih nganggur. Kita kasih solusi atau pilihan, baik itu mau jadi pengusaha atau karyawan. Termasuk kita akan memberikan informasi kepada masyarakat yang ingin menjadi tenaga kerja migran Indonesia ke luar negeri,” tuturnya.
Setelah itu, kata Bupati Bandung, para kepala dinas memberikan selebaran kepada masyarakat, dan nantinya ditampung dan pihaknya membuat tim untuk mengevaluasi di masing-masing desa.
“Baik itu aspirasi yang menyangkut masalah PJU (Penerangan Jalan Umum), jalan dan lainnya. Jalan yang ada di Desa Tegalluar itu, sebenarnya jalan provinsi dan provinsi belum memeliharanya. Termasuk jembatan di atas Sungai Cikeruh Desa Tegalluar, kita kasih anggaran di APBD Kabupaten Bandung dan tahun ini sebesar Rp 12 miliar untuk pembangunan jembatan Cikeruh karena sudah tiga tahun, provinsi tidak memperhatikannya. Sementara jembatan Cikeruh itu di depan rumah saya,” tutur Dadang Supriatna.
Bupati Bandung pun menegaskan jika provinsi tidak memperbaiki jalan Raya Sapan yang merupakan jalan provinsi, lebih baik dikembalikan pemeliharaannya ke Kabupaten Bandung. “Supaya kita urus. Supaya tidak nanggung,” ucapnya.
Selanjutnya, kata Bupati Bandung, persoalan PJU di Jalan Raya Tegalluar, pada saat dirinya dilantik menjadi Bupati Bandung, PJU itu langsung dipasang dan saat ini lampunya padam. “Saya sudah perintahkan Pak Kadis dan Pak Sekdis DPUTR Kabupaten Bandung untuk memperbaiki PJU yang ada di Desa Tegalluar,” tuturnya.
Persoalan banjir, kata Bupati Bandung, bukan hanya warga lain yang kebanjiran, rumah dirinya juga di Desa Tegalluar kebanjiran. “Tapi kita berupaya untuk menanggulangi banjir. Saya masih ingat, pada tahun 2001 saat jadi Kepala Desa Tegalluar, saya menbuat RTRW. Saya ingat RTRW 2001 itu, bagaimana membuat kawasan Kota Baru Tegalluar. Alhamdulillah saat ini RDTR-nya sudah selesai,” tuturnya.
RDTR itu, kata Bupati Bandung, di wilayah Tegalluar ini adalah ada rencana pembangunan lima-enam danau buatan. “Danau yang satunya, alhamdulillah kita sudah mengundang para pengusaha. Sekitar 12 hektare, kita sudah mendapatkan hibah dari para pengusaha dan DED-nya sudah selesai untuk pembangunan danau buatan itu dan sudah diusulkan ke Kementerian PUPR. Kalau masih lama setelah diusulkan, kita akan gunakan melalui program pentahelix,” katanya.
Bupati Dadang Supriatna mengungkapkan, pembangunan danau buatan akan dimulai tahun ini di Desa Tegalluar. Pembangunannya akan dilaksanakan secara bertahap.
Bupati Bandung mengungkapkan, pembangunan danau buatan itu untuk mengurangi banjir yang terjadi di Kecamatan Bojongsoang maupun Rancaekek.
“Selama belum ada danau, banjir akan tetap terjadi di Tegalluar Kecamatan Bojongsoang. Pembangunan danau itu berasal dari hibah para pengembang yang melaksanakan pembangunan di Desa Tegalluar. Para pengembang wajib menghibahkan sebesar 10 persen dari luas lahan yang akan dibangun.
“Pengembang wajib menghibahkan tanah buat danau buatan dan jalan akses.
Pengusaha yang tak siap menghibahkan lahan untuk danau dan jalan, izinnya akan ditolak,” katanya.
Dihadapan masyarakat, Bupati Bandung mengatakan dalam kegiatan rembug Bedas ini adalah dalam upaya menjalin silaturahmi antara pemerintah dengan masyarakat di Desa Tegalluar. Kegiatan Rembug Bedas ini merupakan yang pertama atau “mitameyan” di Desa Tegalluar.
Pada pelaksanaan Rembug Bedas itu, Dadang Supriatna hadir di tengah-tengah ratusan warga di Desa Tegalluar tersebut.
Pada pelaksanaan Rembug Bedas itu, Bupati Bandung mengajak diskusi masyarakat dalam berbagai hal sekaligus mencari solusinya. Ia pun mengajak diskusi kepada warga yang belum memiliki pekerjaan. Dadang Supriatna pun menyebutkan, bahwa di Kabupaten Bandung ada 120.000 warga yang masih menganggur atau sekitar 6,69 persen dari jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Bandung.
“Apakah warga yang masih menganggur itu karena belum memiliki keinginan untuk kerja, atau belum punya modal untuk usaha, apakah ijasahnya belum ditebus, atau karena malas untuk mencari pekerjaan? Kita diskusi untuk mencari solusi,” tutur Bupati Bandung.
Bupati Bandung pun ingin memuliakan para guru ngaji dengan memberikan uang insentif. “Setiap tahun dianggarkan Rp 109 miliar, untuk uang insentif guru ngaji,” katanya.
Ia pun mengungkapkan, untuk mengurangi pengangguran, Dinas Ketenagakerjaab sudah melaksanakan job fair. Yaitu dengan cara menyiapkan lapangan kerja. Kalau pun ingin usaha, sudah disiapkan modalnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tegalluar H. Galih Hendrawan mengatakan, pelaksanaan Rembug Bedas di Desa Tegalluar ini jadi percontohan di Kabupaten Bandung.
Ia pun mengungkapkan sejumlah program pembangunan yang sudah masuk ke Desa Tegalluar, saat Dadang Supriatna jadi Bupati Bandung. Baik dalam bidang pembangunan ekonomi maupun hal lainnya.
“Pak Dadang Supriatna jadi Bupati Bandung, sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam beberapa program pembangunan,” katanya.
Galih pun mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bandung dalam pelaksanaan program Rembug Bedas tersebut.***