
BANDUNG – Merespon banyaknya laporan warga terkait banyak ruas jalan dan trotoar di Kota Bandung yang rusak akibat pengerjaan galian kabel PLN yang dikerjakan oleh para kontraktor, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta agar kontraktor-kontraktor tersebut yang berada di bawah pengawasan PLN untuk segera bertanggung jawab.
Ridwan pun memberikan tenggat waktu kepada kontraktor tersebut hingga seminggu setelah acara PON selesai untuk segera diperbaki. Menurutnya kasus seperti ini merupakan akumulasi dari kasus-kasus di tahun sebelumnya.
“Banyak galian karena kontraktor-kontraktor itu kalo menggali suka gak bertanggung jawab. Ini kejadian sudah saya tegur tahun lalu. Setelah sekian lama dibiarkan akhirnya mereka memperbaiki, tapi asal asalan juga,” ujarnya di Pendopo Kota Bandung, Kamis (1/9/16).
Lanjut Ridwan, tahun ini terdapat indikasi hal yang sama terjadi. Bermula laporan dari warga, yang mengungkapkan terdapat banyak galian-galian kabel yang setelah digali dibiarkan selama berminggu-minggu.
“Warga tanya ke kontraktor, kontraktor dengan mudah jawab yang ngaspal nanti dari PU. Dari awal niatnya udah jelek dia menggali, tapi dia tidak memperbaiki,” ujar Ridwan.
Jalan yang digali seperti Jalan Aceh, Jalan Tongkeng, Jalan Banda, dan masih banyak lagi jalan-jalan utama di Kota Bandung yang digali. Menurutnya selain jalanan aspal yang digali, yang paling parah adalah melakukan galian di area trotoar. “Yang paling kesel adalah trotoar. Itu membuat saya beranggapan bahwa kontraktor tidak ada niat baik untuk membetulkan ,” ungkapnya.
Untuk merespon hal tersebut, Bagian Hukum Kota Bamdung akan menyiapkan somasi dan pelaporan ke polisi jika kerusakan yang ditimbulkan tidak diperbaiki persis 100%.
“Saya kasih waktu kalo setelah PON selesai, tidak diperbaiki persis seratus persen seperti semula, kita udah menyiapkan somasi dan pelaporan ke polisi, dengan gugatan merusak aset dan barang negara,” tegasnya.
Ridwan mengatakan hal ini menjadi suatu pembelajaran agar mereka mengerjakan pekerjaan dengan rapi dan bersih. “Sebelumnya rapih, setelahnya rapih atau sebelumnya bersih setelahnya juga bersih. Intinya di jaman saya ga boleh ada yang gali menggali tidak mengembalikan persis seperti semula,” pungkasnya. by Nadzria DH