BALEENDAH – Banjir besar yang menyergap Kabupaten Bandung bukan sekadar menimbulkan kerugian materil bagi warga, tapi juga non immateriil. Meski banjir tak menimbulkan korban jiwa secara langsung, namun meninggalnya warga di tengah kebanjiran sedikitnya jadi salah satu faktor penyebab.
Seperti banjir di Baleendah yang sudah ada tiga warga meninggal di tengah banjir menerjang menenggelamkan rumah mereka. Dari ketiga warga yang meninggal itu, dua diantaranya sedang sakit dan satu orang lagi lansia.
“Di RW kami saja sudah tiga orang meninggal dari hari Jumat (23/2) lalu,” kata Azis, Ketua RW 13 Kampung Ciputat Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah, usai menguburkan jasad warganya yang meninggal di Kp. Waas Kec Banjaran, Senin (26/2/18).
Ketiga warganya yang meninggal itu yakni Andri (30), warga Kp Ciputat RT 07 RW 13 Kelurahan Andir. “Kini kedua anak almarhum Andri jadi yatim piatu, karena ibunya pun sudah lebih dulu meninggal . Sekarang kedua anak itu diasuh kakek neneknya,” ungkap Azis.
Selain Azis, menyusul warga lainnya seorang lansia Ny Komasih (74) yang meninggal Sabtu (24/2) lalu. Warga ketiga yang meninggal bernama Ny Nyai (55). “Warga ketiga yang meninggal hari ini (Senin, 26/2) juga jasadnya dievakuasi dengan perahu,” ujar Azis.
Ia tak memungkiri kondisi banjir besar di Baleendah menjadi salah satu faktor penyebab meninggal ketiga warganya itu. “Melihat warga korban banjir kondisinya sangat memprihatinkan. Apalagi kalau ada warga yang meninggal. Seharusnya ada shelter khusus untuk yang mengungsi, terutama bagi warga yang sakit dan meninggal di tengah banjir,” sesal Azis.
Sebab selama banjir, kata dia, orang yang sakit maupun meninggal sementara disimpan di atas genteng atau plafon rumah warga yang kebanjiran. “Lebih dari itu bantuan logistik seperti persediaan makanan bergizi bagi balita yang terdampak banjir juga sangat diperlukan warga di sini,,” kata Azis. []