CIMAUNG – Kegiatan kemah di penghujung musim kemarau bersama anak anak berkebutuhan khusus (ABK) Summer Camp With Difable (SCWD) 2, kembali digelar untuk kedua kalinya di Bumi Perkemahan Gunung Puntang, Desa Campakamulya Kecamatan Kabupaten Bandung, Sabtu-Minggu (22-23/9/18).
SCWD 2 yang di inisiasi oleh Forum Komunikasi Pencinta Alam (FKPA) Kab. Bandung, Jaga Balai dan B-PAS kali ini mengusung tema “Anak Muda Indonesia Tangguh Bencana”. Dengan tuan Rumah Komunitas Pecinta Lingkungan Hidup (PLH) PGPI.
Melihat dari beberapa peristiwa bencana alam yang menjadi pusat perhatian dalam penyelamatan adalah beberapa kelompok rentan diantaranya ibu hamil, lansia, balita, dan ABK.
“Maka dari itu kami menginisiasi Summercamp kali ini untuk mengenalkan ragam jenis bencana, bahaya dan upaya-upaya mengurangi risiko tersebut,” kata Ketua FKPA Kab Bandung Yudi Nurman Fauzi.
Tema ini disampaikan kepada 150 peserta dan 100 Relawan yang hadir pada saat itu meliputi 100 ABK yang berasal dari 4 SLB, 50 guru dan orangtua ABK, serta 100 Relawan Lintas Komunitas yang peduli terhadap ABK.
Kegiatan dimulai dengan apel pembukaan dan diakhiri penyematan syal SCWD 2 oleh para relawan kepada peserta ABK 4 SLB yang terlibat. Kemudian diisi dengan pematerian kepada guru dan orang tua tentang penguatan peranan orang tua dan guru ABK di dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Tampil sebagai pemateri Dra Lismainar., S.Psi., M.Pd, psikolog klinis knak dan remaja dari RSJ Pemprov Jabar.
Setelah itu diisi dengan kegiatan dialog interaktif yang mengusung tema Anak Muda Tangguh Bencana yang dipimpin Kang Denni Hamdani dan Aan Anugerah perwakilan dari Jaga Balai. Pematerian dikemas ke dalam bentuk nyanyi-nyanyian yang ditujukan kepada siswa ABK, seperti bagaimana langkah kita ketika gempa, banjir maupun bencana yang lainnya, semua anak antusias sambil bernyanyi dengan ceria.
Kegiatan lainnya ada pembacaan ayat suci al-quran oleh penyandang tunanetra dengan menggunakan Al-Quran Braile. Dilanjutkan dengan beberapa penampilan kreasi anak-anak perwakilan dari setiap SLB beraneka tampilan, dari tarian, nyanyian hingga ke pencak silat mereka tampilkan dengan ceria dan bergembira. Kegiatan malam ditutup dengan api unggun.
Pagi harinya para peserta melakukan kegiatan senam adaptif, hiking jarak dekat menuju Kolam Cinta Gunung Puntang, wahana outbond mini wall climbing dan flying fox, diakhiri dengan apel penutupan yang dengan membentangkan 200 meter Bendera Merah Putih sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.***