
BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghadiri acara sosialisasi percepatan pelaksanaan Citarum Bestari (Bersih, Sehat Indah Lestari) di Graha Tirta Siliwangi Kota Bandung, Rabu (31/8/16). Ridwan menyampaikan, sosialisasi ini merupakan revitalisasi budaya gotong royong memelihara lingkungan melalui Beberesih Citarum untuk mengembangkan fungsi sungai sebagai peradaban.
“Dalam upaya pemulihan lingkungan yang rusak, harus melakukan konservasi lingkungan yang masih baik, agar menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat,” ujarnya.
Ridwan menyebut di Kota Bandung ada 30 kecamatan, dengan itu akan merangkul tiap kecamatan untuk bebersih. “Nantinya, tiap hari Pasukan Gorong-gorong bagian dari tim kebersihan, akan turun langsung ke lapangan,” tandasnya.
Tiap kelurahan ada 10 agar lebih banyak pasukannya. “Selain tiap kelurahan, kecamatan pun suka turun ke lapangan untuk bebersih. Hal ini menunjukan kerjasama seluruh warga Bandung sangat terangkul dengan baik,” tuturnya.
Walikota berharap, edukasi masyarakat mengenai kebersihan harus lebih global. “Kalo infrastruktur, pasukan, dari Kota Bandung ini sudah sangat banyak. Insya Allah sesuai target, nantinya sungai-sungai di Bandung jauh lebih bersih dan jernih,”kata dia.
Kepala BPLHD Provinsi Jawa Barat Anang Sudarna menyampaikan, berbagai macam upaya dalam bentuk program dan kegiatan telah dilakukan sebagai bentuk kerja nyata dalam upaya pemulihan Daerah Aliran Sungai Citarum,
“Antara lain Program Kampung Berbudaya Lingkungan (Eco-Village) Program Patron Sungai dan Program Penaatan Lingkungan oleh lndustri melalui PROPERDA yang kami rumuskan dan kemas dalam semangat, serta komitmen untuk mewujudkan Gerakan Beberesih Citarum,”jelas Anang.
Menurutnya sosialisasi ini akan dilaksanakan selama 2 bulan dengan melibatkan kurang lebih 2.400 orang dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam upaya mewujudkan Gerakan Beberesih Citarum.
“Akan dilakukan juga kegiatan kerja bakti/gotong royong Beberesih Citarum dan selanjutnya setiap hari Jumat sampai bulan Desember di 100 desa kerjasama TNI, 175 desa program ecovillage dan desa-desa lain di seluruh Jawa Barat. Sekitar 12.000 orang lebih akan terlibat dalam kegiatan budaya gotong royong ini, terdiri dari OPD pemerintah provinsi/kota/kabupaten, kader ecovillage dari 175 desa, aparat pemerintah desa, aparat pemerintah kecamatan, tokoh masyarakat, pelajar, dan juga warga masyarakat,” papar Anang.
Dia bilang di lndonesia tidak ada sungai yang peran dan fungsinya begitu strategis seperti Sungai Citarum. Selain menerangi Jawa dan Bali yang dihasilkannya, Sungai Citarum juga mengairi puluhan ribu hektar lahan pertanian dan perikanan. Pemasok utama air untuk industri, serta mensuplai air baku menjadi air minum bagi 80% warga Jakarta. Tidak berlebihan jika Sungai Citarum disebut sebagai pusat peradaban seperti aliran sungai-sungai besar di dunia.
Namun pencemaran dan kerusakan DAS Citarum makin berat dan terus terjadi hingga kini. Perlahan dan pasti peran dan fungsi besarnya akan tergerus dan mati bila tidak ditangani. Belum lagi kondisi lingkungan hidup di Jaba terus mengalami tekanan yang sangat berat, disebabkan oleh ketidaktaatan pada peraturan perundang-undangan sebagian besar pelaku usaha, ditunjukan dengan membuang sampah dan limbah industri ke sungai dan perilaku sebagian masyarakat membuang sampah ke sungai serta alih fungsi penggunaan lahan serta pelaksanaan pembangunan yang kurang memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Melihat kondisi lingkungan khususnya DAS Citarum yang semakin tercemar diperlukan suatu upaya dan gerakan nyata dengan bentuk revitalisasi budaya gorong royong dalam memelihara lingkungan hidup menjadi pilihan tepat untuk mengatasi permasalahan Iingkungan hidup dalam mewujudkan Citarum Bestari.