Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungTak Punya Biaya, Usus Yusa Dibungkus Plastik

Tak Punya Biaya, Usus Yusa Dibungkus Plastik

img-20161009-wa015RANCAEKEK – Bocah Yusa Al Faridzi harus menjalani hidup dengan penuh rasa sakit sejak satu tahun terakhir. Bocah 6 tahun itu divonis dokter menderita kebocoran pada bagian usus. Usus Yusa menonjol ke luar dari tubuh, sehingga harus dibungkus dengan plastik makanan karena tak punya biaya berobat.

Orang tua Yusa, Dede Suherman dan Rohaeti tak bisa berbuat banyak lantaran keterbatasan ekonomi. Tak ayal, kondisi Yusa dibiarkan begitu saja.

“Awalnya Yusa hanya mengeluh sakit perut sekitar Januari 2016. Namun, sejak seminggu diperiksakan dan diberi obat, kondisi Yusa tak mengalami perubahan,” kata Rohaeti saat ditemui di rumah orangtuanya di Kampung Karapiak RT 03/02, Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/10/16).

Rohaeti menuturkan, perut Yusa semakin hari makin membuncit. Kemudian kedua orang tuanya memutuskan untuk membawa lagi ke dokter. Namun dokter merujuk Yusa untuk dibawa ke RSUD Cicalengka.

Setelah dirawat selama seminggu di RSUD Cicalengka, kondisi Yusa pun masih sama. Justru semakin parah. Dokter di rumah sakit tersebut memvonis jika usus Yusa bocor. Akhirnya Yusa di rujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk dioperasi

“Setelah dioperasi, memang usus Yusa dikeluarkan terlebih dahulu dari perutnya. Hal itu dilakukan, agar dokter yang menanganinya mengetahui kondisi usus Yusa pasca dioperasi,” ujarnya.

Setelah satu bulan, tepatnya pada bulan Februari dirawat di ruang Kemuning RSHS, kondisi usus Yusa sudah membaik. Namun, Yusa justru memiliki penyakit lain, yakni asma.

Setelah melakukan kontrol, operasi tahap kedua untuk memasukkan ususnya pun harus segera dilakukan. Namun, karena terkendala biaya, akhirnya operasi urung dilakukan.

Kedua orang tuanya pun harus menyicil sisa biaya perawatan Yusa senilai sekitar Rp 18 juta dengan 10 kali cicilan. Jatuh temponya hingga Desember 2016.

“Udah enggak punya biaya lagi. Kesana saja pakai SKTM. Suami saya kerja serabutan engga tentu itu juga. Saya juga sama. Waktu itu totalnya Rp 32 juta. Dapat dari SKTM Rp 5 juta dan biaya pribadi Rp 6,5 juta. Itu saja minjam sana sini,” cetus dia.

Kini, sudah lebih dari enam bulan Yusa harus menjalani kehidupannya tanpa pengobatan dan kontrol. Plastik yang digunakan membungkus perut Yusa pun terpaksa harus memakai plastik bening kiloan makanan.

Kedua orang tuanya tak mampu membeli harga plastik Kalostomi yang khusus digunakan untuk membungkus organ dalam yang berada di luar tubuh. “Sehari setidaknya harus tiga kali ganti (plastik). Sekarang ususnya makin besar, kadang suka mengeluarkan darah dan sakit,”ucapnya.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img