ARJASARI – Hujan deras yang mengguyur kawasan Bandung Selatan beberapa hari terakhir membuat tebing setinggi 100 meter dengan panjang 300 meter di Kampung Cibeureum, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung ambrol sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (6/10).
Ribuan kubik material tanah merah itu pun menutup arus Sungai Cibintinu yang tepat berada di bawah tebing. Dengan tertutupnya badan sungai, membuat aliran sungai jadi terbendung.
Masyarakat di daerah aliran sungai sekitar terancam terkena banjir bandang bila tidak segera diatasi. Ancaman itu makin menghantui warga karena cuaca yang berubah secara ekstrim membuat hujan bisa turun dengan lebatnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tata Irawan mengungkapkan akibat sungai berarus deras yang mengalirkan air dari Arjasari ke Sungai Cisangkuy ini terbendung sejak pukul 09.00 WIB’ Jumat (7/10), air yang sebelumnya masih bisa merembes ke material longsor mulai meluap dan airnya hanya bisa mengalir melalui sungai tersebut sedikit-sedikit.
“Kita upayakan agar tidak terjadi bendungan lebih besar lagi,” ungkap Tata kepada wartawan ditemui di lokasi kejadian, Jumat (7/10/16).
Bendungan akibat material longsor pun mengakibatkan sedikitnya 1 hektare lahan sawah di DAS Sungai Cibintinu tergenang hingga titik terdalam sekitar 10 meter. “Sungai ini terbendung sejak Kamis malam di dataran tinggi, sedangkan permukiman di bawah, Ini bisa jadi ancaman banjir bandang bagi masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Cibintinu,” jelas Tata.
Kawasan yang terancam banjir bandang jika bendungan ini jebol mencakup RW 1,2, dan 3, di Desa Wargaluyu,Kecamatan Arjasari dan RW 4,5,6,7,8, dan 9 di Desa Bojongmanggu, Kecamatan Pameungpeuk.
“Penanganan saat ini masih pembentangan policeline di sekitar bendungan karena banyak warga yang menonton. Penanganan bendungan ini masih dibicarakan teknisnya karena untuk sampai sini harus berjalan di jalan setapak sejauh 1 kilometer. Alat berat susah masuk, paling secara manual,” tuturnya.
Disinggung kekhawatiran adanya longsor susulan, Tata pun tidak menutup kemungkinan karena saat ini ada retakan yang berpotensi longsor. “Kami telah mengimbau kepada masyarakat agar waspada, tidak melakukan kegiatan bertani di sekitar Sungai Cibintinu, juga ke warga yang tinggal di sekitar sungai tersebut. Dikhawatirkan ada luapan sungai mendadak kalau hujan, atau ada longsor susulan,” terangnya.
Setelah memindahkan aliran sungai ke saluran irigasi, pengangkatan material longsor akan dilakukan perlahan, mementingkan situasi ancaman longsor susulan. “Genangan di sungai yang terbendung ini akan disedot dulu pakai mesin, dialihkan ke irigasi. Untuk pengangkatan material longsor belum bisa dilakukan secara manual atau mesin, karena khawatir sungai akan masih meluap karena hujan masih bisa turun dan kita khawatir adanya longsor susulan bisa berbahaya bagi pekerja,” jelasnya.
Tata mengatakan BPBD telah berkordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Bandung, Wakapolres Bandung, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, dan Muspika Arjasari menanggulangi bencana ini.