SUMURBANDUNG – Kondisi Lapangan Tegalega kerap dikeluhkan masyarakat Kota Bandung karena dinilai kurang terawat. Menjawab kerisauan tersebut, Dadang Darmawan selaku Kabid Pertamanan Dinas Pertamanan dan Permakaman (Diskamtam) Kota Bandung memaparkan rencana penataan taman konservasi Tegalega kepada para awak media pada kegiatan Bandung Menjawab yang dilaksanakan di Ruang Media Lounge, Selasa (11/4/16).
Saat ini, penataan taman konservasi Tegalega sedang dalam tahap penyelesaian Detail Engineering Design (DED). Terdapat lima pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pertama, area lapangan upacara yang akan ditingkatkan kualitas materialnya, dari paving block menjadi granit. Kedua, membuka pagar yang menghadap ke Jalan Peta dan melakukan penataan ulang. Ketiga, pembuatan amphitheater. Keempat, pembuatan museum mini yang akan diisi dengan koleksi awetan binatang, serta kelima, kolam air dangkal yang konsepnya seperti Teras Cikapayang.
“Target kita di bulan November ini pembangunan di Tegalega selesai,” ungkap Dadang.
Direncanakan, penataan taman konservasi Tegalega seluas 7,6 ha ini akan menghabiskan dana Rp 19 miliar.
Selain itu, Bidang Pertamanan juga akan melakukan revitalisasi Hutan Kota Babakan Siliwangi. Seperti halnya di Tegalega, revitalisasi Babakan Siliwangi juga masih dalam tahap penyelesaian DED. Revitalisasi rumah-rumah seni akan dilakukan untuk mendukung kreativitas para seniman yang berkarya di rumah seni tersebut. Di Babakan Siliwangi juga akan dibangun jembatan setinggi kurang lebih 2,6 meter dan sepanjang 2 km mengelilingi Babakan Siliwangi. “Nantinya, kita bisa melihat keindahan Babakan Siliwangi dari atas,” tutur Dadang.
Penataan Babakan Siliwangi yang akan menghabiskan dana Rp 15 miliar ini juga akan dibuat bangunan yang menyerupai candi yang berfungsi tidak hanya untuk dekorasi, tapi juga untuk melindungi mata air yang terdapat di tengahnya. Materialnya dibuat dari batu bata. Konsepnya diselaraskan dengan Teras Cikapundung. “Selama ini kan kondisi mata air itu kurang terawat. Makanya kita buat biar lebih nyaman,” tambah Dadang.
Di samping kedua program unggulan di atas, bidang pertamanan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung juga sedang menggarap program Taman Prioritas. Pertama adalah Taman Gasibu Mini (Gasmin). Taman Gasmin akan tetap mempertahankan fungsinya sebagai sarana olahraga. Di sana akan dibangun lapangan mini soccer, jogging track, dan lapangan basket. Selain itu akan dibangun pula fasilitas amphitheater. “Karena kita ingin mencoba meningkatkan fungsi ekologis dan fungsi sosialnya di Taman Gasmin ini,” ujar Dadang.
Sementara itu, taman di Jalan Seram akan ditata menyerupai Teras Cikapundung karena terdapat sungai kecil yang memotong di tengahnya. Khusus untuk taman di Jalan Seram ini, Bidang Pertamanan akan bekerja sama dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.
Di tahun anggaran 2016 ini, Bidang Pertamanan juga akan menata Taman Maluku. Selain itu, pihaknya juga akan melanjutkan pembangunan Taman Inklusi, dan membangun 68 taman RW.
Terkait dengan pembukaan beberapa pagar di taman-taman di Kota Bandung, Dadang menjelaskan hal tersebut bertujuan agar taman lebih mudah diakses. Selain itu, pembukaan pagar juga didasarkan pada alasan kurang efektifnya penggunaan pagar untuk menjaga agar Pedagang Kaki Lima tidak masuk.
“Kebijakannya kan konsep pembangunan taman kita bahwa taman itu merupakan area publik yang harus mudah diakses dengan leluasa oleh masyarakat. Sehingga pagar iitu yang dulu adalah strategi kita untuk mengamankan taman ternyata kurang efektif juga. Dibuktikan dengan Taman Alun-Alun Bandung. Dulu Taman Alun-Alun Bandung ketika dipagari maksud kita agar PKL tidak masuk. Malah mereka ternyata dengan nyaman berjualan di dalam karena dari luar tidak terlihat. Nah, ketika dibuka ternyata pengawasan dari warga dan pengunjung itu lebih efektif,” jelasnya.