BANDUNG, BaleBandung.com- Ratusan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia dan Ikatan Pelajar Persis menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Kamis(2/5).
Dalam aksinya mereka mendesak pemerintah agar segera memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Diantaranya transparansi anggaran, penghapusan ujian nasional, dan realisasi wajib belajar 12 tahun.
Koordinator aksi Azmy Haikal Asma mengatakan agar pemerintah merealisasikan sistem pengajaran yang baik dan benar. Seperti wajib belajar 12 tahun, yang pada kenyataannya tidak dinikmati oleh masyarakat yang kurang mampu.
“Kami meminta pemerintah untuk menghapuskan ujian nasional yang disebut sebagai syarat kelulusan. Padahal seharusnya pihak sekolah sebagai pnyelenggara pendidikan yang bisa meluluskan atau tidaknya siswa, karena lebih paham tingkat kecerdasan para siswanya dibandingkan pemerintah,” ujarnya saat berorasi.
Menurut Azmy, pemerintah harus betul-betul membenahi berbagai permasalahan dalam pendidikan. Seperti menghapuskan full day school, menghapuskan ujian nasional dan adanya transparansi anggaran pendidikan,
Selain itu, ucap Azmy, peringatan Hardiknas ini diharapkan bisa jadi bahan evaluasi pemerintah khususnya kementerian pendidikan untuk bisa menerapkan UUD 1945, tentang pendidikan. “Seluruh warga Indonesia harus mendapatkan pendidikan formal yang layak dan adil,” tegasnya
Dalam aksinya, para demonstran membawa keranda mayat sabagai simbol matinya pendidikan di tanah air. Sambil membawa beberapa spanduk bertuliskan keprihatinan tentang dunia pendidikan, aksi unjuk rasa itu dikawal ketat oleh polisi dan berlangsung damai. (***)