LEMBANG – Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna lumpaaat. Jargon itu diaplikasikan dengan janjinya bakal memberikan 1.000 traktor bagi petani di KBB. Tujuannya tak lain meningkatkan produksi pertanian.
“Tolong catat dan ingatkan, saya akan memberikan 1.000 traktor untuk para petani Bandung Barat di 2018,” kata Umbara di hadapan ribuan petani KBB yang disambut tepuk riuh pada Peringatan Hari Krida Pertanian Ke-46 Tingkat KBB di di Gedung Abadi Hash Lembang, Selasa (30/10/18).
Seribu traktor tersebut akan ia berikan sebagai upaya untuk mengoptimalkan dunia pertanian Bandung Barat. Sebab dirinya memandang saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki para petani masih sangat terbatas.
Meskipun dalam keterbatasan, Umbara mengaku bangga, sebab tidak sedikit petani yang berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional, sehingga mampu membawa dan mengharumkan nama Bandung Barat.
“Terima kasih kepada para petani yang telah menorehkan banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional demi mengharumkan dan membawa nama besar Kabupaten Bandung Barat,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut Pemkab Bandung Barat memberikan berbagai bantuan kepada para petani berupa peralatan tani, benih hingga laptop, printer serta infocus sebagai sarana penunjang pertumbuhan dunia pertanian.
“Kini sudah banyak petani zaman now yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Jadi, kami mulai memberikan bantuan berupa peralatan berteknologi tinggi,” kata bupati.
Bupati berharap para petani KBB bisa lebih tangguh dan siap dalam mnghadapi persaingan global. “Semoga bisa menjadi petani unggulan dan berhasil di indonesia. Amiin,” harapnya.
Mengenai peringatan Hari Krida Pertanian Ke-46 ini, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Bandung Barat, Ir. Ida Nurhamida, bermaksud untuk mengapresiasi petani, pekebun, peternak, dan nelayan dalam upaya meningkatkan motivasi dan kegairahan petani dan nelayan dalam pembangunan sistem dan usahanya serta meningkatkan kepemimpinan dan kemandirian petani dan nelayan melalui wadah Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
“Output yang diharapkan adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kemandirian petani nelayan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan. Di samping itu juga untuk meningkatkan jejaring kerja serta kreatifitas petani nelayan dalam penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna,” kata Ida.***