Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale PolitikBale PolitikYenny Wahid Pastikan Mayoritas Umat Islam Indonesia Moderat

Yenny Wahid Pastikan Mayoritas Umat Islam Indonesia Moderat

Ketua Panitia Harlah Muslimat ke-73 Yenny Wahid di GBK, Minggu (27/1). by ist

BANDUNG – Melalui peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU yang dihadiri 100 ribu lebih ibu-ibu Muslimat dari seluruh Indonesia, Ketua Panitia Hari Lahir Muslimat ke-73 Yenny Wahid memastikan mayoritas umat Islam di Indonesia toleran, cinta damai dan moderat yang tak menolerir sikap ekstrim.

Sudah saatnya NU dan Muslimat bangkit membela bangsa. Muslimat dan NU menjadikan Harlah ke-73 momentum untuk membuktikan mayoritas umat Islam di Indonesia merupakan umat yang toleran dan moderat.

“Jadi, sebenarnya Harlah Muslimat kali ini merupakan upaya menunjukkan kepada masyarakat agar jangan ragu tentang identitas umat Islam di Indonesia. Sesungguhnya mayoritas umat Islam di Indonesia itu umat yang toleran, cinta damai dan moderat,” kata Yenny dalam rilisnya, Selasa (29/1/19).

Seperti diketahui, peringatan Harlah Muslimat NU di GBK pada Minggu (27/1) kemarin, dihadiri Presiden Jokowi dan isteri, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj, Ketua Umum PP Muslimat Khofifah Indar Parawansa, serta para sesepuh NU dan beberapa menteri Kabinet Kerja.

Yenny tak menampik jika ada yang menyebut peringatan Harlah Muslimat yang mendatangkan seratusan ribu anggota Muslimat ke Jakarta sebagai manuver politis.

“Politisnya bukan politis praktis. Kita lebih pada tataran kebangsaan. Kita ingin menguatkan Aswaja (Ahli Sunnah wal Jamaah) karena bisa menjawab tantangan-tantangan yang dihadapai komunitas Islam di Indonesia dan bahkan di dunia. Sebab di dalam Aswaja terkandung nilai-nilai tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), tawazun (seimbang) dan i’tidal (adil),” jelas putri kedua KH Abdurrahman Wahid itu.

Menurut Yenny, Jakarta memang sengaja dipilih menjadi tempat penyelenggaran Harlah karena merupakan barometer nasional. Muslimat NU, imbuh dia, melihat ada suasana tegang di tengah masyarakat menjelang Pilpres 2019.

“Kita mengajak ibu-ibu Muslimat untuk meredakan ketegangan tersebut dengan cara memanjatkan doa bagi keselamatan bangsa,” ujar pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu.

Yenny menambahkan, NU sebagai salah satu ormas Islam terbesar di negeri ini, selama ini lebih memilih diam di saat bertebaran hoax, ujaran kebencian, dan bahkan fitnah.

“Sekarang tidak boleh lagi diam. Kami juga ingin bersuara. Sebab kami yang jumlahnya banyak memiliki ideologi yang jelas, sikap kami juga jelas dalam hal membela negara. Demikian juga kecintaan kami kepada tanah air sangat jelas, terartikulasikan dengan melihat militansi ibu-ibu Muslimat yang datang ke GBK,” tandasnya.

Meski NU selama ini memilih diam, Yenny meyakini bahwa keberadaan NU tetap menjadi faktor sehingga Indonesia tetap aman. Para kiai dan ulama NU terus berikhtiar agar masyarakat tetap tenang dan tak mudah termakan hoax atau ujaran kebencian.

“Nah, sekarang sudah saatnya NU dan termasuk Muslimat bangkit membela bangsa dan melakukan perlawanan. Saya bilang, The Silent Majority needs to declare itself as The Noisy Majority. Kelompok mayoritas yang diam sekarang harus menjadi mayoritas yang bersuara. Itu sikap keluarga besar NU melihat kondisi kebangsaan hari ini,” pungkasnya.***

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img