BALEKOTA – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bandung dituntut bukan sekadar mengedepankan keuntungan saja, namun mampu menunjukkan kepada dunia menjadi perusahaan yang sustainable.
“Tunjukan kepada dunia BUMD itu bisa menjadi perusahaan sustainable dengan rumus 3P. Sustainable itu ada 3 yaitu responsbility to Profit, responsbility to People, responsbility to Planet,” sebut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Hal itu dilontarkannya saat melantik Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat Kota Bandung dan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung periode tahun 2016-2019, di Auditorium Balaikota Bandung, Jl. Wastukancana, Senin (29/2/16).
Selain dituntut beroperasi secara efisien dan efektif, perusahaan daerah tidak melupakan harmonisasi tiga elemen Profit, Planet, People. “Dengan rumus 3P. Jadi tidak boleh menjadi perusahaan yang merugi, tapi juga bukan binatang ekonomi, harus bisa menunjukkan tempat ini adalah tempat yang dicintai karyawannya menjadi kemaslahatan maksimal bagi masyarakat yang dilayani, dan juga responsibilty to planet atau lingkungan hidup,” urai Ridwan.
Ditandai dengan penandatanganan Pakta Integritas, Kodrat Wibowo dari unsur profesional diangkat menjadi Ketua merangkap anggota Dewan Pengawas PDAM Tirtawening Kota Bandung periode 2016-2019, Hj. Lusi Lesminigwati (unsur perangkat daerah), H. Pian Sopian, Denda Alamsyah, Enjang Hasanudin (unsur masyarakat konsumen).
Walikota juga mengangkat Anggota Badan Pengawas PD Pasar Bermartabat Kota Bandung periode 2016-2019, Ervan Maksum sebagai ketua, Rusjaf Adimenggala (Sekretaris), Ahmad Haidir Ismail (Anggota) menggantikan Popy Rufaidah, Tatto Sutamto, Nanang Sudjana.
Dalam arahannya Ridwan mengatakan ukuran keberhasilan PDAM Tirtawening apabila seluruh warga Kota Bandung terlayani air bersih dan air minum, menjadi perusahaan yang cermat dan canggih dalam mengelola limbahnya.
“Silahkan mengeksplorasi bisnis lain-lain yang menghasilkan income, memamfaatkan aset-aset yang ada. Jadi, PDAM juga selain presentase pelayanan publiknya tinggi, air limbahnya bagus. Selain menunaikan tugas wajib juga melaksanakan sunnah-nya maksimal. Di Cimahi lahan kosong seperti satu setengah hektar bengong ti zaman baheula menjadi tempat pembuangan pipa-pipa raksasa yang tidak terpakai. Sebagai arsitek sudah kebayang menjadi apartemen rakyat, minimal apartemen warga PDAM bagi yang belum memiliki rumah, wah, keren!” serunya.
Emil mengatakan keberhasilan harus terus dikejar dan perubahan harus dijemput. “Saya sudah kerja keras melebihi panggilan tugas. Saya sudah ke Belanda merayu dan meyakinkan bantuan. Alhamdulillah, walaupun sedang proses kurang lebih nilai sebesar Rp 70 M itu murni hibah business to business. Kesimpulannya adalah perubahan itu harus dijemput tidak bisa ditunggu. Jadi tidak bisa PDAM seperti manajemen jaga warung, tapi manajemen menjemput. Jangan menunggu warga komplain ke Kantor PDAM di Badak Singa,” kata dia.
Ia meminta segera semua urusan PDAM Tirtawening menggunakan manajemen digital. “Sudah tidak musim mengandalkan manajemen yang manual. Saya sudah tidak percaya yang namanya manajemen manual berdasarkan laporan. Tidak boleh lagi database pedagang pasar pakai kertas, tidak boleh lagi pedagang pasar bayar retribusi seperti bayar parkir, harus online sekarang itu. Di situ sumber-sumber fitnah dan sumber ketidaktertiban terjadi. Jadi titipan saya kepada Dewan Pengawas dalam waktu dua tahun harus going digital smart city untuk semua urusan,” tandasnya.
Sama halnya kepada Anggota Badan Pengawas PD Pasar Bermartabat Kota Bandung yang baru dilantik, Ridwan mengatakan reformasi di tubuh PD Pasar bila diperlukan harus segera dilakukan.
“Bertemu lagi saya di bulan Desember, saya meminta good news dari reformasi, SOP saya belum lihat, data going digital itu wajib minimal database pedagang. Saya ingin bisa dicek ke Bandung Command Center, termasuk SOP operasional juga dan saya tahu godaan di PD Pasar itu besar sekali,”
Ia menginginkan PD Pasar Bermartabat memanfaatkan ekonomi lahan. “Pasar terbaik itu apabila gedung dibawahnya menjual kebutuhan-kebutuhan pokok sembako, ditengahnya pasar tematik, dan gedung diatasnya bisa menjadi perumahan rakyat, sehingga lahan-lahan PD Pasar jauh lebih bermanfaat,” pungkasnya.