Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaBale BandungBelasan Warga Berkebutuhan Khusus Mainkan Alat Musik Jimbei

Belasan Warga Berkebutuhan Khusus Mainkan Alat Musik Jimbei

BOJONGSOANG, balebandung.com – Sebanyak 17 warga berkebutuhan khusus, di antaranya yang masih usia anak-anak, usia sekolah dan masuk usia produktif hadir di halaman Kantor Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Selasa (2/8/2022).

Kantor Desa Lengkong itu berdampingan dengan Dreamwork Desa Lengkong, di mana warga berkebutuhan khusus itu melaksanakan berbagai kegiatan.

Pantauan wartawan di lapangan, yang menarik saat mengamati aktivitas belasan warga berkebutuhan khusus itu saat memainkan alat musik khas jimbei asal Afrika. Dengan didampingi seorang pelatih/seniman yang memainkan alat musik khas jimbei itu, orang-orang berkebutuhan khusus terlihat ceria dan bahagia saat memainkan alat musik tradisional asal Afrika itu.

Mereka pun terlihat kompak memainkan alat musik tersebut dengan disambut warga lainnya yang terlihat antusias menyaksikan orang-orang kebutuhan khusus memainkan alat musik tersebut. Mereka berada di lingkungan dreamwork Desa Lengkong itu setiap hari Selasa dan Kamis pada setiap pekannya.

Kepala Desa Lengkong Agus Salam Rahmat, S.Pd., menyatakan, orang-orang berkebutuhan khusus yang hadir di lingkungan dreamwork Desa Lengkong yang secara bersama-sama memainkan alat musik khas jimbei asal Afrika itu, bukan hanya anak-anak saja, tapi ada yang sudah masuk masa usia produktif.

“Setelah saya survei ke lapangan, ternyata banyak yang sudah masuk masa usia produktif juga, selain anak-anak berkebutuhan khusus yang harus mendapatkan perhatian,” tutur Agus Salam.

Namun ada kekhawatiran dari para orang tuanya, ketika mereka diajak mengikuti kegiatan di dreamwork Desa Lengkong. Bahkan masih ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya pergi keluar, untuk mengikuti kegiatan di dreamwork itu. Melihat kondisi di lapangan, akhirnya terpikirkan untuk sama-sama membina mereka, setelah ketemu dengan Yulianti, aktivis pada bidang tersebut.

“Kebetulan Bu Yulianti, punya akses ke Pertamina, dan kita siapkan lahan untuk membangun dreamwork. Alhamdulillah bisa terealisasi dan banyak pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,” tutur Agus.

Sekarang, kata Agus, di lingkungan dreamwork ada kegiatan seni dengan menggunakan sarana alat musik khas jimbei yang merupakan alat musik khas Afrika. Kemudian dalam menggunakan alat musik jimbei itu ada pelatihnya.

“Alat musik jimbei ini untuk melatih motorik pada anak maupun orang-orang yang sudah masuk masa usia produktif tersebut. Ini salah satu kegiatan yang dikembangkan di dreamwork,” katanya.

Pihaknya juga berusaha untuk melatih mereka menjadi jiwa mandiri, di antaranya melalui usaha rumah laundry. Para guru juga melakukan kunjungan ke rumah-rumah mereka, untuk melakukan pembinaan.

“Anak-anak dilatih untuk mensterika pakaian, mengeringkan pakaian atau hal lainnya yang bisa dilakukan oleh mereka. Dengan adanya pengembangan usaha laundry ini, penghasilannya untuk mereka juga. Untuk kemandirian mereka. Itu tujuannya,” tuturnya.

Melatih Motorik
Pihak Dreamwork Desa Lengkong Yulianti mengatakan, pelatihan alat musik khas jimbei asal Afrika ini merupakan bagian terapi terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di lingkungan dreamwork Desa Lengkong.

“Kami buka layanan musik jimbei, dan dalam pelaksanannya kami berkolaborasi dan kerjasama dengan pelatih Pak Rendi,” kata Yulianti.

Selain itu, kata dia, ada kegiatan lainnya untuk warga berkebutuhan khusus itu adalah rumah loandry, membuat pengharum ruangan, dan pelatihan lainnya dengan melibatkan 17 binaan anak berkebutuhan khusus tersebut.

“Kegiatan pembinaan terhadap anak berkebutuhan khusus ini dinaungi oleh Yayasan Bintang Grahita Indonesia,” jelas Yulianti.

Sementara itu, pelatih alat musik khas jimbei/seniman Rendi Febrian mengatakan, alat musik ini merupakan bagian dari media untuk melatih motorik pada anak untuk tetap fokus dan berekspresi.

Alat ini bisa membantu perkembangan motorik pada anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka pun bisa melepaskan, apa yang diinginkannya. Sebelumnya yang kurang fokus, bisa lebih fokus. Mereka pun bisa lebih rileks.

“Apalagi untuk mengikuti instruksi, mereka harus melihat ke pelatih dan yang tunanetra juga bisa mengikuti dengan cara mendengar,” kata Rendi. ***

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img