BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tahun ini akan menuntaskan 20 proyek pembangunan Kota Bandung di segala sektor, mulai dari transportasi, pasar, hingga penanganan banjir. Proyek-proyek tersebut sebagian sudah dilelangkan dan akan mulai konstruksi setidaknya Mei 2017.
Salah satunya adalah renovasi beberapa pasar, seperti Pasar Cihaurgeulis dan Pasar Kiaracondong, yang sedang pada tahap sosialisasi. Ada pula pembangunan rumah deret di Tamansari yang juga memasuki tahap sosialisasi.
Salah satu infrastruktur unggulan yang sangat dinanti Ridwan Kamil adalah hadirnya Metro Kapsul yang akan dibangun sepanjang 4 km melintasi pusat keramaian kota. Dalam waktu dekat, mock-up Metro Kapsul dapat disaksikan oleh warga di Alun-alun Kota Bandung.
Metro Kapsul adalah proyek transportasi yang hadir atas kerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Proyek ini merupakan percontohan yang diharapkan bisa menarik minat masyarakat untuk beralih penggunaan moda mobilisasinya, dari kendaraan pribadi menjadi transportasi publik.
“Ini mimpi paling susah yang sebentar lagi akan kita hadirkan di Bandung,” ungkap walikota di Pendopo Kota Bandung, Senin (20/3/17).
Ridwan tengah mengencangkan ikat pinggang menghadapi pembangunan-pembangunan itu. Selain untuk menghadirkan fasilitas baru kepada warganya, ia juga ingin menunjukkan bahwa perubahan telah terjadi di kota kelahirannya itu.
Di samping membangun infrastruktur, Emil juga menjelaskania telah membangun sistem yang menggeser kultur pemerintah kota sedikit demi sedikit ke arah yang lebih baik. Dengan terbitnya berbagai kebijakan dan regulasi yang mengunci sistem, ia yakin Bandung sudah lebih baik.
“Saya boleh katakan, kultur sudah bergeser, sudah sangat bagus. Ada ukurannya, ada indikatornya. Rapot dari Menpan RB sudah nilai A rangking satu. Dari Ombudsman sebagai penilai yang sangat cerewet sudah memberikan rapor hijau,” selorohnya.
Beberapa program seperti e-Budgeting, Saber Pungli, dan mekanisme keterbukaan informasi, dinilai Emil, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan pola pemerintahan. Reformasi birokrasi sudah ia lakukan di berbagai lini.
“Jadi secara sistem saya sudah bisa pertanggungjawabkan, sudah sangat baik. Kalau ada satu dua anomali, itu masih proses. Tapi kalau dibilang secara kultur belum berubah, saya kira keliru,” tegasnya.