BANDUNG – Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Kapusarda) Kota Bandung Adin Mukhtarudin menghimbau seluruh elemen masyarakat meningkatkan minat baca.
Kunci kemajuan adalah membaca. Menurut penyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hanya 0,001% orang Indonesia yang gemar membaca. Hal ini jadi perhatian utama Kapusarda Kota Bandung untuk makin menggencarkan program minat baca.
“Target tahun 2018, Bandung menjadi Ibu Kota Buku Dunia,” ungkap Adin kepada awak media saat Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (12/5/16).
Adin mengaku pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk menarik minat baca masyarakat. Ia bekerja sama dengan komunitas dan aparatur kewilayahan untuk membuka perpustakaan-perpustakaan kecil di kelurahan. “Kita perbanyak pojok-pojok baca di berbagai daerah,” ungkap Adin.
Tidak hanya di kelurahan, rak-rak baca juga ditaruh di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Bahkan setiap hari Minggu, Kapusarda rutin membuka booth di Car Free Day Dago. “Tapi ya, pengunjungnya bisa dihitung jari,” sesalnya.
Ke depannya, Kapusarda Kota Bandung sedang menjajaki berbagai kerja sama agar penempatan ruang baca juga dapat dilakukan di bandara dan stasiun. Hal tersebut terinspirasi dari bandara-bandara internasional, khususnya di Abu Dhabi. “Nanti bukunya macam-macam, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang edisi internasional.”
Tahun ini, Adin dan jajarannya fokus pada peningkatan budaya membaca dan literasi secara massif. Sebanyak 5.000 judul buku ditambahkan, jumlahnya ada 25 ribu eksemplar. Pada tahun 2015 saja jumlah buku di Kapusarda Bandung sudah mencapai 74.306 eksemplar yang terdiri dari 29 ribu judul. Buku-buku tersebut nantinya akan ditempatkan di perpustakaan-perpustakaan mini di taman-taman Kota Bandung.
Alun-alun Kota Bandung pun jadi salah satu target utama distribusi buku-buku tersebut, terutama buku berbahasa Inggris. “Karena dilihat alun-alun juga banyak wisatawan asingnya,” ujar Adin.
Dengan berbagai kampanye yang dilakukan, jumlah pengunjung di Kapusarda Kota Bandung meningkat secara signifikan. Jumlah pengunjung di tahun 2012 hanya sebanyak 4.644 orang. Di tahun 2015, jumlahnya meningkat tajam menjadi 22 ribu orang.
“Kita juga ada 5 unit mobil perpus keliling,” ungkapnya. Perpustakaan keliling tersebut sebagian diperbantukan ke wilayah-wilayah di kelurahan, baik sesuai dengan permintaan maupun sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
Dengan berbagai upaya tersebut, Adin optimis tahun 2018 mimpi Kota Bandung sebagai Ibu Kota Buku Dunia bisa terwujud.