BANDUNG – Untuk mensukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan dilaksanakan selama satu pekan mulai tanggal 8 – 16 Maret 2016, Pemkot Kota Bandung melakukan pertemuan koordinasi PIN dengan lintas program dan lintas sektor di Lingkungan Pemkot Bandung, di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung, Rabu (17/2/16).
Sosialisasi pemberian vaksin aktif melalui mulut dua tetes setiap anak usia 0 sampai 59 bulan tanpa melihat status imunisasi sebelumnya secara gratis itu akan dilakukan dengan dukungan lintas sektor di seluruh wilayah Kota Bandung dengan sasaran 204 ribu balita. Pelayanan PIN Polio dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Mobile Pos, tempat-tempat umum, dan rumah sakit negeri maupun swasta.
“Akan percuma segalanya apabila sering sakit-sakitan. Semua berkepentingan untuk menyehatkan putra putri kita. Persoalannya bagaimana kita mengingatkan betapa pentingnya imunisasi ini, program PIN ini di Bandung, kita buat gebyar dan diharapkan ibu-ibu datang membawa putra-putrinya,” ucap Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengingatkan.
Lebih lanjut wakil walikota menghimbau agar tidak terpengaruh isu bahwa imunisasi dapat menyebabkan kelumpuhan atau isu tidak halal. “Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri dalam waktu dekat akan mengeluarkan fatwa halal dan dampak kelumpuhan dari imunisasi sangat kecil sekali. Inilah tugas pemerintah untuk mensosialisasikan,” tandas Oded.
Indonesia sendiri telah dinyatakan bebas polio oleh WHO sejak Maret 2014, meskipun sudah lama tidak ditemukan di Indonesia. Namun untuk mempertahankan keberhasilan tersebut perlu komitmen mewujudkan Dunia Bebas Polio. Apalagi Indonesia masih tetap dikategorikan beresiko tinggi terjadi penularan virus polio akibat masih belum tercakupnya seluruh wilayah Indonesia dan penularan dari negara lain.
Penyakit polio merupakan penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Polio. Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebaran penyakit ini melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan pada minggu pertama sakit. Kemudian bisa terjadi karena kelumpuhan otot pernafasan yang tidak ditangani segera.