LENGKONG – Kebakaran hebat melanda permukiman padat di Jl. Karees Kulon RT 03, 04, 05 RW 06, Kel. Malabar, Kec. Lengkong, Kota Bandung sekitar pukul 10.55 WIB, Kamis (3/5/18).
Akibatnya 26 rumah yang dihuni 43 KK, luluh lantak, satu orang terluka bakar parah Taufik (23), dan seorang balita Surya (5), tewas dalam kebakaran yang diduga berasal dari ledakan tabung gas 3 kg itu
Data dari Diskar Kota Bandung, Tim Damkar dan PB Kota Bandung menurunkan 15 Unit Pancar dan 2 unit rescue, hingga api berhasil dikendalikan sejam kemudian. Turun juga 2 unit ambulance PMI, termasu dari unit inafis dan unit reskrim Polrestabes Bandung.
Aparat kepolisian berjaga di sekitar lokasi. Akses jalan utama menuju Gatot Subroto ditutup sementara. Ratusan warga berhamburan di sekitar lokasi. Beberapa warga tampak mengungsi ke masjid.
Tapi kemudian warga terdampak dipindahkan sementara ke Hotel Harapan Indah yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian. Petugas bersama warga juga mendirikan posko darurat dan dapur umum di halaman Hotel Harapan Indah.
Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung, Ferdy Ligaswara meminta kepada warga yang terdampak untuk tetap tenang dan tabah menghadapi musibah ini. Ia telah menginstruksikan jajarannya untuk terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membantu para korban.
“Yang terpenting yang dilakukan saat ini adalah memulihkan mental warga yang terdampak. Prioritas utama menampung dan mengevakuasi warga. Kita merelokasi dan menyediakan kebutuhan dasarnya. Secara teknis, Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan akan menindaklanjutinya,” tutur Ferdi.
Penanganan kasus ini ini juga mendapat bantuan penuh dari kewilayahan. Salah satunya adalah dengan mengerahkan Satuan Perlindungan Masyarakat untuk mengamankan lokasi kejadian dari hal-hal yang tidak diinginkan. “Karena ada beberapa warga yang meninggalkan harta benda yang tersisa. Itu perlu diamankan,” ujar Ferdi.
Kepada warga Bandung, Ferdi mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi kebakaran. Ia menyebutkan, 92% penyebab kebakaran adalah hubungan arus pendek. Selebihnya adalah faktor lain, termasuk ledakan gas. Oleh karena itu, ia mengimbau untuk memeriksa instalasi listrik. “Kalau ada yang rusak, segera perbaiki oleh petugas yang ahli,” sarannya.
Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati terutama jelang Ramadan datang. Statistik menunjukkan bahwa potensi kebakaran meningkat saat bulan puasa. “Sangat manusiawi mereka lengah karena harus bangun lebih pagi dan memasak. Maka harus lebih berhati-hati. Jika mencium bau gas, segera buka ventilasi dan jendela lebar-lebar,” sarannya.
Selain itu, Ferdi menganjurkan warga memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di tiap-tiap rumah. Hal tersebut berguna untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran kecil. “Karena api besar dimulai dari api yang kecil. Maka sebisa mungkin ada APAR, apalagi di lokasi yang padat penduduk,” jelasnya.
Informasi yang dihimpun, DKPB Kota Bandung memperoleh informasi kebakaran pada pukul 10.55 WIB melalui salah seorang warga bernama Ade. Atas informasi tersebut, petugas langsung menuju lokasi kebakaran.
DKPB mengerahkan 15 unit pancar, 1 unit tangki, 2 Unit Rescue, dan 2 Unit Komando. Dibantu dengan 2 unit ambulans PMI, 1 unit ambulans Dinkes, 2 motoris PMI, 1 unit inafis, dan 1 unit Reskrim.
Kejadian diduga bermula dari ledakan gas LPG 3 kg. Api lantas merembet dengan cepat ke rumah-rumah di sekitarnya. Api baru bisa selesai dipadamkan pukul 15.37 WIB. Salah satu penyebab petugas sulit memadamkan api yaitu karena kawasan tersebut merupakan pemukiman padat penduduk. ***