SOREANG, Balebandung.com – Tiga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bandung, kini resmi memiliki nama baru. Melalui sebuah sayembara yang diikuti sekitar 613 peserta, nama baru dan para pemenang sayembara tersebut, diumumkan dalam acara Riung Mungpulung Peringatan Hari Ibu di Gedong Budaya Sabilulungan (GBS) Soreang, Selasa (22/12/20).
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bandung Nomor 445/Kep.664-Kesra/2020 tanggal 16 Desember 2020 ditetapkan pemenang Sayembara Nama RSUD. Nama RSUD Soreang menjadi RSUD Otto Iskandar Dinata (Otista), dimenangkan oleh Siti Annisa Khotami, warga Kecamatan Katapang.
Kemudian nama RSUD Majalaya menjadi RSUD Laswi, dimenangkan oleh Rika Santika warga Kecamatan Banjaran. Sementara nama RSUD Cicalengka menjadi RSUD Raden Dewi Sartika, yang dimenangkan oleh Jaja Mustopa warga Kecamatan Rancaekek.
“Ada dua nama RSUD merupakan hadiah bagi kaum perempuan, yang saat ini tengah memperingati Hari Ibu. Yang pertama itu Laswi, singkatan dari Laskar Wanita Indonesia. Tentara-tentara perempuan yang berpusat di Bandung Selatan, tepatnya di Majalaya dan Ciparay. Yang kedua RSUD Raden Dewi Sartika, yang merupakan pahlawan perempuan yang berasal dari Cicalengka,” jelas Bupati Dadang Naser.
Sedangkan RSUD Otista, terangnya, serangkai dengan nama Stadion Si Jalak Harupat yang merupakan julukan bagi nama pahlawan tersebut. “Mudah-mudahan proses pembangunannya cepat selesai, sebagai rumah sakit terbesar biaya pembangunannya di Kabupaten Bandung,” terang bupati.
Rata-rata daerah di Jawa Barat (Jabar), kata Dadang Naser, memiliki 1 RSUD. Sementara daerah yang dipimpinnya selama satu dekade ini, memiliki tiga RSUD serta ditunjang sebanyak 62 puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan.
“Ketiga RSUD ini milik pemerintah, milik rakyat. Saya titip ke dewan juri, di belakang nama ketiga RSUD ini ditambahkan jiwa Sabilulungan. Otista sebagai pahlawan Sunda yang mempunyai jiwa Sabilulungan, begitu pula dengan Laswi dan Raden Dewi Sartika, dalam perjuangannya pun punya semangat Sabilulungan,” ucap Dadang Naser.
Lebih lanjut ia membeberkan, sebagaimana halnya karakter Bushido bangsa Jepang dan karakter Saemaul Undong bangsa Korea Selatan, Kabupaten Bandung bisa maju seperti sekarang karena memiliki karakter Sabilulungan.
“Karakter Sabilulungan merupakan karakter milik rakyat Jabar, rakyat Bandung, rakyat Sunda. Siapapun bupatinya nanti, jangan sampai hilang sebagai pembangunan di bidang karakter demi mewujudkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing,” harap Dadang Naser. ***