SOREANG – Anggota Pasukan Pink Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Ayu (21), mengaku tidak merasa risih saat bertugas menyapu jalan bersama rekan-rekannya.
“Mungkin bagi sebagian orang membersihkan sampah pekerjaan yang rendah, dan tidak semua orang mau kotor-kotoran seperti kami. Tapi alasan saya gabung di sini cuma satu, saya ingin Soreang bersih. Yang membuat saya betah kerja di sini, selain kawan-kawannya yang kompak, kita juga punya tujuan yang sama untuk memberikan kenyamanan bagai warga Soreang,” ungkap Ayu.
Warga Kecamatan Soreang ini menjelaskan, seluruh personel Pasukan Pink bekerja dari pukul enam pagi sampai dua siang untuk membersihkan sejumlah titik di Soreang.
“Kami mulai bersih-bersih pukul enam pagi setiap harinya, nanti istirahat sebentar dan lanjut sampai jam dua. Untuk titik pembersihan sendiri sekitar Jalan Al Fathu, Alun-Alun Soreang, Warung Lobak, kawasan SOR Jalak Harupat, kawasan Gedong Budaya Sabilulungan dan Komplek Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Bandung,” sebutnya.
Selama kurun waktu satu tahun, perempuan yang baru empat bulan menikah tersebut sudah merasakan suka dan duka saat mejalankan tugasnya. “Terkadang saya suka kecewa sama warga yang suka membuang sampah di jalan. Mereka enak buang sampah, tapi yang bersihinnya kami. Kami akan merasa dihargai jika orang-orang tidak membuang sampah sembarangan lagi,” ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya Pasukan Pink warga Kabupaten Bandung jadi lebih peduli dan disiplin dalam menjaga lingkungan, minimal membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
“Jika masyarakat dengan sabilulungan menjaga lingkungan, minimal membuang sampah pada tempatnya saja, saya yakin Kabupaten Bandung akan bersih. Pemerintah juga sudah banyak mengeluarkan program-program dan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan lingkungan, tinggal warganya aja mau atau engga untuk ikut berpartisipasi,” imbuh Ayu.
Dirinya menyebutkan, banyak program pemerintah yang mudah untuk dilakukan warga khususnya untuk mengurangi sampah rumah tangga, salah satunya dengan membuat dua Lubang Cerdas Organik (LCO) di setiap rumah.
“Sebagai solusi untuk mengurangi limbah organik, minimal setiap rumah membuat dua LCO. Nantinya, limbah organik yang dimasukan ke dalam LCO tersebut bisa dijadikan sebagai pupuk. Selain itu, ada juga tempat sampah tematik. Tidak hanya membuang sampah, masyarakat juga diedukasi untuk memilah antara sampah organik, anorganik, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) agar mempermudah petugas dalam pengelolaannya,” jelasnya.
Bupati Bandung H. Dadang M Naser, SH., S.Ip., M.Ip berpendapat peran petugas kebersihan tersebut sangat luar biasa. “Sudah selayaknya kita menghargai mereka, yakni dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah dan mengelola sampah dari sumbernya,” ucap Bupati Bandung.
Menjaga kebersihan, lanjut Bupati, tidak hanya menjadi tanggung jawab mereka saja, melainkan tanggung jawab kita semua. “Kita bisa meringankan kerja mereka dengan membudayakan kegiatan 3R (reduce, reuse, dan recycle),” lanjut Dadang Naser.
Memasuki musim penghujan seperti saat ini, Bupati berpesan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar, agar warga Kabupaten Bandung terhindar dari bencana banjir. “Sebelum kita mengingatkan orang lain, alangkah lebih baik jika kita ibda’ binafsik, memulai dari diri kita sendiri untuk menjaga lingkungan,” pungkas Bupati.***