RANCAEKEK – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berharap bank syariah harus betul-betul ada keberpihakan terhadap pemberdayaan perekonomian atau yang berkaitan secara keuangan. Sebab biasanya, kata gubernur, ketika ada bisnis yang baru, bank tidak mau memberi pinjaman.
“Nah, kami ingin BPRS ini menjadi pelopor bank yang memberi permodalan kepada yang baru. Selain peminjaman modal, pembinaan bimbingan dan promosi pun harus dilakukan. Inti dari perbankan syariah adalah bagi hasil, mudorobah. Itu yang harus ditonjolkan,” harap Aher saat meresmikan Kantor BPR Syariah Al Masoem di Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (25/5/17).
Lebih dari itu gubernur berharap BPRS Al Masoem bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, minimal masyarakat sekitar BPRS beroperasi. Sebab, kata Aher, jika masyarakat yang berusaha di bidang usaha mikro dan kecil khawatir belum bisa mengakses perbankan umum.
“Kan pada umumnya, pengusaha mikro dan kecil tidak memerlukan modal yang besar, jadi cukup dilayani BPR. Apalagi ini adalah BPR Syariah yang berbeda dengan BPR umum dan bank umum” paparnya.
Dirut Bank BPR Syariah Al Masoem Tuti Hartati mengatakan BPR Al Masoem sebenarnya sudah beroperasi 23 tahun. Peresmian kali ini adalah peresmian dari BPR menjadi BPRS dan sudah menempati gedung milik sendiri.
Tuti menyebut hingga kini ada tujuh cabang Bank Al Masoem antara lain di Rancaekek, Arcamanik, Cianjur, Majalaya, dengan total aset mencapai Rp240 miliar dengan nasabahnya yang mencapai 20 ribu.
“Bank Syariah Al Masoem ini menjadi percontohan dan banyak bank yang belajar ke sini. Misalnya saja di kami ada gadai emas syariah,” kata Tuti.