SOREANG – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung menargetkan jumlah pelanggan sebanyak 100 ribu hingga akhir 2018 ini. Dengan begitu PDAM Tirta Raharja akan naik kelas dari type D ke type E yang memiliki jumlah pelanggan di atas 100 ribu.
Direktur PDAM Tirta Raharja Rudie Kusmayadi mengatakan saat ini jumlah eksisting pelanggan sebayak 92.800, atau kekurangan 7.200. Rudie menyatakan pihaknya optimis penambahan ini bisa dilakukan dalam delapan bulan ke depan. Terlebih hal ini didukung dengan pesatnya pertumbuhan perumahan, pertokoan dan berbagai bangunan lainnya yang ada di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung.
“Jadi, kita harapkan pada 31 Desember 2018 itu pelanggan kami sudah lewat dari 100 ribu. Dengan jumlah pelanggan 100 ribu pelanggan kami bisa naik kelas dari type D ke type E,” kata Rudi usai menghadiri hari jadi PDAN Tirta Raharja Kabupaten Bandung ke 41 di Gedung Budaya Sabilulungan Soreang, Kamis (5/4/18).
Selain peningkatan jumlah pelanggan, pihaknya juga terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Ia mengakui selama ini memang ada beberapa keluhan pelanggan karena aliran air yang terganggu. Setelah ditelusuri, penyebabnya bukan dari pasokan air yang kurang, tapi karena kebocoran pipa. Makanya, kata Rudie, selama satu tahun terakhir ini, pihaknya terus melakukan perbaikan pipa dengan pendampingan dari JICA Jepang.
“Setahun terakhir ini kami dibantu JICA melakukan perbaikan pipa. Karena memang penyebab tergaggunya pasokan itu bukan karena kurang air, tapi karena pipa yang sudah usang dan mengalami kebocoran, juga akibat pemasangan pipa yang kurang baik. Nah ini kami sedang konsen dulu di wilayah Soreang dan Banjaran,”jelasnya.
Bupati Bandung Dadang M Naser mengapresiasi upaya peningkatan kelas yang tengah digenjot oleh PDAM Tirta Raharja. Bahkan ia berharap peningkatan jumlah pelanggan itu tak hanya 100 ribu pelanggan saja. Melainkan lebih dari itu, mengingat pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Bandung dan sekitarnya cukup pesat. Hal ini tentunya membutuhkan utilitas termasuk pasokan air bersih dari PDAM.
“Investasi di Kabupaten Bandung yang sekarang masuk lebih dari Rp 10 triliun. Ini tentunya peluang pasar yang besar untuk PDAM dalam penyediaan utilitas-nya. Apalagi, sumber air baku di Bandung ini masih banyak untuk SPAM ini. Seperti dari Situ Nyonya, Cipelah, Gambung dan lainnya. Nah untuk mengembangkan ini juga PDAM bisa bekerjasama dengan investor,”kata Dadang.
Dadang melanjutkan, selain penyediaan air bersih, PDAM Tirta Raharja juga saat ini tengah mengembangkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Nantinya produk AMDK dari PDAM ini bisa dijual atau didistribusikan oleh mini market, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) serta PT. CBS yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Bandung.
“Untuk AMDK saat ini PDAM tengah menempuh perizinan. Namun memang kendalanya lama, ini juga yang kami sesalkan kenapa lama perizinannya. Giliran yang mengajukan izin itu swasta bisa cepat. Kenapa ini milik PDAM kok lama, nanti saya akan lapor presiden, katanya perizinan harus selesai 14 hari kerja, tapi buktinya punya kami lama sekali,”sesalnya. []