Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaHumanioraBale BudayaAlih Kelola SMA/SMK Jadi Sarana Pelestarian Seni Budaya

Alih Kelola SMA/SMK Jadi Sarana Pelestarian Seni Budaya

Gubernur Aher membuka Pasanggiri 'Sanglingan Bentang Jaipongan' Jugala Raya di Gd. AACC (Majestic), Jl. Braga Bandung, Selasa (13/12). by Humas Pemprov Jabar
Gubernur Aher membuka Pasanggiri ‘Sanglingan Bentang Jaipongan’ Jugala Raya di Gd. AACC (Majestic), Jl. Braga Bandung, Selasa (13/12). by Humas Pemprov Jabar

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan alih kelola SMA/ SMK ke provinsi, akan jadi sarana dalam mengupayakan peletarian seni budaya Jawa Barat. Aher menuturkan bahwa pelestarian seni budaya, akan efektif bila diprogramkan dengan apik, dan salah satunya diupayakan melalui lembaga pendidikan.

“Banyak usulan diantaranya dari Dewan Kebudayaan Jawa Barat, bahwa pelestarian seni budaya itu harus diprogramkan dengan kuat baik secara kultural, ataupun kelembagaan. Nah, di antara kelembagaan yang bisa efektif untuk ‘ngamumule’ seni Jawa Barat itu diantaranya adalah lembaga pendidikan,” kata Gubernur Aher, usai membuka Kegiatan Pasanggiri ‘Sanglingan Bentang Jaipongan’ Jugala Raya Tahun 2016, di Gd. AACC (Majestic), Jl. Braga Bandung, Selasa (13/12/16).

Selanjutnya, sambung Aher, akan dipetakan jenis seni budaya apa saja di SMA/SMK di Jawa Barat, sesuai dengan kekhasan, dari mana seni itu berasal. “Nah, di pendidikan itu tadi dibagi zona yah, kan ada sejumlah seni Jawa Barat itu asalnya dari daerah mana, katakanlah tarian A dari kawasan Karawang, maka nanti pelestariannya lebih dominan di Karawang. Kemudian kesenian B katakanlah dari Tasikmalaya nanti dominannya di situ. Kita (Jawa Barat) punya 254 jenis seni budaya, ada tarian, musik, dan lain – lain,” papar Aher.

Sementara terkait penerapannya, Aher mengungkapkan materi seni budaya akan dijadikan ekstrakulikuler saja. Hal ini dimaksudkan agar tak menjadi beban bagi sekolah, ataupun bagi peserta didik itu sendiri.

Aher percaya, pelestarian budaya perlu masuk ke kehidupan masyarakat masa kini secara ‘smooth’, tanpa harus menjadi beban. Artinya budaya harus hidup, tanpa pemaksaan. Justru dengan ‘pembebanan’ dikhawatirkan malah akan mengurangi ketertarikan.

“Jadi gini, mungkin yang paling tepat itu di-ekstrakulikuler-kan, kalau sudah muatan lokal kasian anak- anak, mulok lagi, mulok lagi, kebanyakan nanti yah. Kita kan tidak ingin ada nilai- nilai yang dilestarikan melalui pendidikan itu kemudian membebani, yang penting nilai tersebut hidup. Kalau masuk mulok nanti ada ujiannya ada macem – macem nanti jadi berat kan,” jelas Aher.

Terkait tenaga pengajar, Aher mengaku akan segera melakukan pemetaan.”Insya Allah pada dasarnya guru- guru kesenian di masing-masing sekolah kan sudah ada, nanti tinggal kita petakan,” jawabnya.

Adapun bentuk pelestarian seni budaya lainnya, yakni seperti yang digelar Pemprov Jabar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yakni, Kegiatan Pasanggiri ‘Sanglingan Bentang Jaipongan’ Jugala Raya Tahun 2016.

Aher mengatakan, Pasanggiri ini juga memiliki nilai strategis, sebagai sebuah ikhtiar dalam melestarikan seni budaya yang Jawa Barat miliki. Pasanggiri juga menjadi ruang apresiasi, dan kreasi bagi seniman tari Jaipong, wahana yang disediakan bagi seni tradisi, di tengah dinamika kesenian dan hiburan yang serba digital dan elektronik saat ini.

“Kegiatan ini juga menjadi wahana untuk perenungan yang mendalam bagi penggiat seni dan pemerintah dalam melestarikan seni Jaipong sebagai seni khas Jawa Barat. Khas Jaipong saya yakin hanya ada di Jawa Barat. Tentu khasanah seni tidak boleh hilang, sampai kapan pun seni ini harus selalu ada di dunia ini,” kata dia.

Pasanggiri inidiikuti 130 peserta yang terbagi pada dua kategori, yakni remaja dan dewasa. Mereka memperebutkan Piala Bergilir Gubernur Jawa Barat.”Event seperti ini menarik minat generasi muda untuk mengenal dan mencintai warisan budaya,” ucap Aher.

Masih terkait pelestarian seni budaya, Pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar pun saat ini tak hanya melakukan upaya pelestarian seni tradisi, tetapi juga melakukan penyelamatan dari kepunahan.

Maka selain menjalankan program revitalisasi, dan pewarisan, saat ini juga tengah dilakukan pendaftaran sejumlah kekayaan seni budaya ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Dimana salah satunya saat ini, sedang diproses 10 karya Maestro Tari Jaipong Asal Jawa Barat Gugum Gumbira.

“HaKI itu kita Provinsi sedang memproses hak cipta ke Kemenkumham, kemudian 10 karya Kang Gugum kita daftarkan hak patennya, saat ini sedang proses. Tujuannya pelestarian, kepemilikan, milik Jawa Barat dengan Kang Gugum sebagai kreatornya, pengembangan intelektual, menghindari klaim orang lain,” kata Aher.

Pada kegiatan yang akan digelar 13-14 Desember 2016, di Gd. AACC (Majestic) Bandung, dan 16 Desember 2016 di Gedong Sabilulungan Soreang Kabupaten Bandung ini, gubernur memberi tambahan hadiah 50 juta rupiah sebagai apresiasi kepada pemenang.

“Kalau dilihat yah semangat pelestariannya sudah sangat hebat, dibanding hadiah yang dicari. Kita tambah hadiahnya alakadarnya. Yang jelas mudah-mudahan bisa menambah semangat mereka, silahkan panitia nanti atur-atur bagaimana pengaturan hadiahnya,” pungkas Aher.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img