BANDUNG, Balebandung.com – Kemenag Kota Bandung bakal meninjau ulang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) empat pesantren di masa pandemi Covid-19 ini. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster penyebaran Covid-19 seperti yang kini terjadi di Tasikmalaya dan Kuningan.
Humas Kemenag Kota Bandung Agus Saparudin mengatakan peninjauan ulang diterapkan lantaran sejauh ini baru empat pesantren itu di Bandung yang menggelar KBM.
“Iya, akan ditinjau ulang juga. Makanya hasil keputusan nanti (menunggu) arahan dan pertimbangan Pak Kanwil Kemenag Jabar,” jelas Agus saat dikonfimasi, Sabtu (3/10/2020).
Agus menambahkan, nantinya keputusan dihentikan atau tidak KBM empat pesantren tersebut selain berdasarkan atas pertimbangan Kanwil Kemenag Jabar juga disesuaikan atas pertimbangan Wagub Jabar Ruzhanul Ulum.
“Jika harus dihentikan, maka KBM pesantren bakal dihentikan untuk sementara waktu. Kalau kemudian sesuai dengan statemen Pak Wagub harus dihentikan dulu, ya kita hentikan. Kalau kemudian tetap tapi dengan sangat memperhatikan protokol kesehatan, ya kita laksanakan,” paparnya.
Kanwil Kemenag Jabar, lanjut Agus, bakal menggelar pertemuan dengan instansinya yang berada di tingkat kabupaten dan kota untuk membahas sikap atas temuan klaster pesantren di Tasikmalaya serta Kuningan. Selain itu, dalam pertemuan itu bakal dibahas pula mengenai kegiatan hari santri nasional.
“Jadi terkait Khusnul Khatimah dan hari santri seperti apa. Jadi kita masih belum ada gerakan atau planning ini harus bagaimana karena dengan pandemi Covid-19 ini kita harus hati-hati ya. Jangan sampai pesantren menjadi klaster baru pandemi,” terangnya.
Agus mengakui jika pesantren di Kota Bandung berbeda jika dibandingkan pesantren lainnya di Jabar sebab hanya 30 persen dari 150-an pesantren dengan sistem santri mondok. “Yang mondok hanya 30 persen lah,” pungkas Humas Kemenag Kota Bandung. ***