BANDUNG – Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil mengatakan Kota Bandung siap membuka kerja sama dalam bentuk apapun, terutama terkait pembangunan infrastruktur.
Kota Bandung dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 8,5%, tertinggi di Indonesia, menawarkan peluang besar bagi berbagai pihak untuk berinvestasi. Kota dengan jumlah penduduk 2,5 juta jiwa dengan 60% di bawah usia 40 tahun ini memiliki magnet yang menarik Singapura untuk menjalin kerja sama. Ridwan mengatakan, daya tarik Kota Bandung terletak pada sumber daya manusia yang terbilang unggul.
“Saya memimpin sebuah kota yang sebagian besar penduduknya adalah pemuda, yang well educated. Hal tersebut terukur dari banyaknya jumlah perguruan tinggi di kota ini, termasuk yang tertinggi di Indonesia,” tutur Emil pada pertemuan bilateral dengan Senior Minister of State (Foreign Affairs) of Singapore, Dr Mohd Maliki bin Osman di Pendopo Kota Bandung, Senin (25/7/16).
Ia pun memaparkan pencapaian-pencapaian Kota Bandung dalam 3 tahun terakhir selama dirinya menjabat. “Ketika saya pertama kali menjabat, kepercayaan publik terhadap kota ini berada di urutan ke-200. Setelah dua tahun, sekarang kami nomor satu di Indonesia,” tandasnya. Ia juga menyebut pencapaian Adipura, smart city, dan keberhasilan lain yang diraih Kota Bandung.
Di sisi lain, Emil mengaku satu hal yang belum dapat ia tuntaskan hingga saat ini, yakni masalah infrastruktur. “Smart city, checked. Kepercayaan publik, checked. Index kebahagiaan, checked. Kebersihan kota, checked. Tapi masalah kemacetan, saya belum tuntas,” aku Ridwan. Ia memaparkan sistem pembangunan konvensional di Indonesia kurang mampu mengakselerasi pembangunan itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan laju pertumbuhan infrastruktur di Indonesia terbilang lambat karena keterbatasan sistem.
Akan tetapi Ridwan bersyukur saat ini Indonesia telah memiliki regulasi formal yang mengatur tentang partisipasi pihak ketiga dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dinamakan dengan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public-Private Partnership (PPP). Konsep inilah yang memungkinkan Kota Bandung untuk segera mengakselerasi laju pembangunannya.
Oleh karena itu, ia ingin menggandeng Singapura untuk berinvestasi dalam bidang infrastruktur, terutama dalam bidang transportasi massal. Salah satu yang sedang dijajaki dengan Singapura adalah proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) koridor I yang akan bekerja sama dengan SMRT (Singapore Mass Rapid Transit). Proses proyek tersebut kini tinggal mengumumkan pemenang lelang yang rencananya akan dilakukan minggu depan.
“Jika SMRT bisa mengerjakan seluruh jalur LRT, itu bisa bagus,” ujar Ridwan. Namun ia tetap perlu menunggu keputusan hasil lelang.
Menteri Mohd Maliki sangat tertarik dengan kerja sama bilateral ini. Menurutnya, laju pembangunan Kota Bandung mengarah menuju hal positif. “Anda melaju ke arah yang positif. Dengan potensi yang dimiliki Bandung, terutama dalam hal Sumber Daya Manusia, kita bisa melakukan kerja sama yang baik,” tutur Maliki.
Kerja sama bilateral antara Pemerintah Singapura dan Republik Indonesia telah berlangsung selama 50 tahun. Maliki menuturkan, ia ingin melanjutkan kerja sama tersebut untuk seterusnya. “Hubungan yang baik ini tidak boleh pudar. Mari kita bersama-sama menjalin hubungan yang lebih baik lagi,” ucapnya.
Beberapa poin yang menjadi ketertarikan Menteri Maliki terhadap Kota Bandung antara lain pertumbuhan ekonomi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, pembangunan sumber daya manusia, industry kreatif, dan penanganan keamanan serta penanggulangan terorisme. Perbincangan mengenai detil kerja sama akan dibicarakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak dalam pertemuan terpisah. Pertemuan terdekan akan dilakukan pasca pengumuman lelang LRT minggu depan.