SOLOKANJERUK, balebandung.com – Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengungkapkan bahwa silaturahmi dan bekerjasama antara Bank Indonesia dengan Pondok Pesantren Sa’adatuddaroin Solokanjeruk Kabupaten Bandung merupakan yang pertama kali, khususnya dalam kegiatan Ramadhan Berkah bersama Insan Bank Indonesia (Rabbani) 1444 H/2023.
“Silaturahmi di Pesantren Sa’adatuddaroin, seperti yang dikatakan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan, Sa’adatuddaroin adalah kesuksesan dunia dan akhirat. Kebahagiaan dunia dan akhirat,” kata Juda Agung pada sambutannya di acara Santri Fest Rabbani yang dilaksanakan di lingkungan Pesantren Sa’adatuddaroin, Minggu (9/4/2023).
Apa yang disebutkan itu, dikatakan Juda Agung, sangat relevan dengan apa yang dilakukan Bank Indonesia, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI Dr. H. Cucun Ahmad Syamsurijal dan para anggota DPR RI dari Komisi III dan XI yang hadir saat itu.
“Bagaimana kita mendorong kemandirian ekonomi dari pondok pesantren,” katanya.
Bank Indonesia, lanjut Juda Agung, sekarang dari berbagai program ekonomi dan keuangan syariah. “Kemandirian pondok pesantren merupakan salah satu fokusnya. Yang pertama, kita telah mendorong pondok-pondok pesantren membuat sebuah ekosistem dari bisnisnya. Apakah itu pertanian, peternakan, perikanan, atau juga industri-industri yang lain,” ucapnya.
Sebagai contoh yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Ittifaq, itu juga binaan Bank Indonesia dan turut memberikan grand house.
“Saya pikir, di sini (Pesantren Sa’adatuddaroin) Pak Cucun punya ekosistem yang terintegrasi. Jadi sudah ada tekstil, pertanian, ada perikanan sampai diolah. Belum lagi produk pertanian lainnya. Ada cabai, tomat, jamur dan sebagainya,” tuturnya.
Jadi sebetulnya, imbuh Juda Agung, Pesantren Sa’adatuddaroin ini sudah punya ekosistem yang terintegrasi dengan berbagai macam produk. “Ini perlu didukung, pondok pesantren yang menjadi binaan Bank Indonesia,” katanya.
Juda Agung berharap pondok pesantren menjadi sebuah tempat, untuk kesuksesan dunia akhirat tadi. “Pintar dalam mengaji, pinter dalam dakwah, tetapi juga maju dalam perekonomiannya. Bagaimana mendorong kemandirian pondok pesantren ini,” ungkapnya.
Hal kedua yang didorong Bank Indonesia, katanya, khususnya dalam program ekonomi dan keuangan syariah adalah akselerasi sertifikasi halal.
“Sekarang ini dengan adanya Undang-Undang Ciptakerja, UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) bisa melakukan sertifikasi halal,” katanya.
Menurutnya, Bank Indonesia membantu UMKM-UMKM ini supaya dengan mudah mendapatkan sertifikat halal. Karena ternyata prosesnya cukup panjang juga.
“Nah kita di daerah-daerah membuat halal center. UMKM bisa minta bantuan dari halal center ini untuk mendapatkan sertifikat halal,” ujarnya.
Juda Agung menyebutkan, Bank Indonesia juga kerjasama dengan Perguruan Tinggi yang memiliki laboratorium untuk mengecek kehalalan dari sebuah produk UMKM tersebut.
“Ini kita bantu dengan adanya pusat halal center itu,” jelasnya.
Kemudian yang ketiga, Juda Agung menjelaskan, yaitu literasi dan juga adanya festival nasional. Di antaranya untuk fashion muslim dan lain-lain.
“Arahan Bapak Presiden bagaimana Indonesia memiliki fashion muslim terbesar di dunia. Tahun lalu, kita mengundang 163 desainer fashion muslim dari dalam dan luar negeri,” katanya.
Melalui festival nasional itu, ia menyebutkan, bisa dijadikan sebuah tempat untuk menunjukkan produk-produk fashion muslim yang dihasilkan para desainer tersebut.
Yang keempat, dijelaskan Juda Agung, Bank Indonesia yang sudah dilakukan untuk pesantren adalah digitalisasi. Digitalisasi zakat, infaq, wakaf dan shodaqoh, digitalisasi untuk pembayaran di pesantren maupun digitalisasi dalam bidang pertanian.
“Itu digitalisasi yang kita lakukan untuk pondok pesantren,” ucapnya.***