BANDUNG – Festival Ujungberung yang rutin diselenggarakan sejak 2008, kembali digelar pada 10-11 Agustus 2016, di Alun-alun Ujungberung, Kota Bandung. Acara tersebut merupakan kegiatan festival seni tradisional Kota Bandung yang diselenggarakan Badan Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Kota (BKPMK) Bandung dan Dinas Budaya Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung. Festival menampilkan berbagai atraksi kesenian tradisional seperti benjang, reak, kuda lumping, reog, calung, dan bajidoran.
Ketua BKPMK Bandung Wawan Gunawan mengatakan kegiatan tahunan ini bukan sekadar berupa festival kesenian tradisional, tapi juga merupakan pesta rakyat masyarakat Ujungberung khususnya dan Kota Bandung wilayah timur pada umumnya.
Selain sebagai bagian dari pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan kesenian tradisional di wilayah Bandung timur, menurut Wawan, festival juga dalam rangka silaturahmi. “Masyarakat Kota Bandung saat ini membutuhkan sarana silaturahmi!i yang benar-benar berlatarbelakang budaya asli yang selama ini sudah teruji sebagai perekat tali persaudaraan,” ujar Wawan.
Selain itu kegiatan festival juga dalam rangka menumbuhkan rasa memiliki masyarakat akan keberadaan Alun-alun Ujungberung sebagai ruang publik. “Selama ini masyarakat memanfaatkan dan melakukan berbagai kegiatan di Alun-alun Ujungberung tapi yang merasa benar-benar memiliki dapat dihitung dengan jari. Contohnya dapat dilihat berapa warga yang turut memelihara dan menjaga keasrian, kebersihan, dan kenyamanan alun-alun sebagai ruang publik,” ujar Wawan.