CIWIDEY,balebandung.com – Ketua Penggerak Ekonomi Rakyat Kabupaten Bandung Hadiat kembali menghadiri bimbingan teknis (bimtek) tenaga kerja mandiri pengolahan hasil pertanian di Desa Lebak Muncang Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Selasa (13/9/2022).
Pada saat itu, dilaksanakan penutupan bimtek yang dilaksanakan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung. Bimtek itu dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pada pengolahan hasil pertanian.
Hadiat mengatakan, bahwa pihaknya terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya warga usia produk untuk berdaya saing dalam mengembangkan usahanya.
Edukasi yang disampaikan Hadiat itu, di antaranya melalui pelaksanaan bimbingan teknis atau pelatihan tenaga kerja mandiri pada pengolahan hasil pertanian di Desa Lebakmuncang.
“Saya sempat menjadi narasumber dalam kegiatan bimbingan teknis pelatihan tenaga kerja mandiri dalam pengolahan hasil pertanian itu,” kata Hadiat kepada wartawan di Ciwidey.
Menurutnya, bimtek tenaga kerja mandiri itu, sebelumnya sempat dilaksanakan di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu, selain di Desa Rawabogo Kecamatan Ciwidey, Desa Tenjolaya Kecamatan Pasirjambu dan desa-desa lainnya.
“Pada bimtek itu turut dilaksanakan pula pelatihan pengolahan kopi secara mandiri itu, dengan sasaran warga yang sudah masuk usia produktif. Selain warga yang masih menganggur, juga sudah memiliki usaha baru dalam upaya menambah wawasan atau pengetahuan dalam menjalankan usahanya,” tutur Hadiat.
Ia berharap dengan adanya pelatihan itu, para peserta yang hadir dalam bimbingan teknis itu bisa menjadi pelaku usaha atau wirausaha baru.
“Tentunya, harapan kedepan, mereka bisa berdaya saing dalam menjalankan usahanya. Selain itu dapat menopang atau membentuk perekonomian masyarakat semakin baik dan meningkat,” katanya.
Hadiat mengatakan pelaksanaan pelatihan itu di antaranya di wilayah penghasil kopi. Seperti halnya Desa Cisondari, sebagai daerah penghasil kopi.
“Ada sekitar 20 warga yang dihadirkan dalam pelatihan pengolahan kopi secara mandiri itu. Mereka dihadirkan berdasarkan seleksi di lapangan, supaya mereka bisa berdaya saing dalam mengembangkan usahanya, khususnya dalam pengolahan kopi,” ujarnya.
Hadiat juga menyebutkan, warga yang dihadirkan dalam pelatihan itu, di antaranya ada yang belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi ada juga petani kopi, tetapi dalam proses pengolahan kopinya bersifat klasik, sehingga mereka didorong untuk lebih modern dalam pengolahan kopinya.
“Pelatihan pengolahan kopi ini berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya. ***