BALEKOTA – Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat yang menjadi prototype kota-kota besar lainnya harus mampu menjadi contoh kemajuan kota-kota lainnya di Indonesia. Bandung Major Watch (BMW) Jawa Barat menilai problematika yang terjadi di Kota Bandung seakan menunjukkan pemerintah kota belum mampu menjawab dan menyelesaikan persoalan yang semakin hari mengalami pasang surut dan stagnasi.
“Yang menjadi titik fokus kajian kami adalah berbicara kemajuan pembangunan berdasarkan indikator ekonomi dinilai para pakar belum mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat,” ungkap Ketua BMW Jabar, Fadil, dalam orasi demonya, Senin (18/3/19). Atas ketidakpuasan terhadap kinerja Walikota Bandung Oded M Danial, uluhan massa BMW pun menggelar demo di depan gerbang Bale Kota Bandung.
Fadil menilai berbicara konteks Indeks Kebahagiaan Kota Bandung pada pemerintahan Walikota Oded M. Danial tidak sebaik dengan walikota sebelumnya yang dipimpin Ridwan Kamil. Meskipun Oded baru beberapa bulan menjabat, kata Fadil, itu bukanlah menjadi alasan untuk bisa segera adaptif dalam menyelesaikan kasus-kasus dan problematika yang terjadi di Kota Bandung
“Bila kita melihat di zaman kepemimpinan Ridwan Kamil, tingkat kebahagiaan penduduk Kota Bandung tahun 2017 untuk segmen Kepala Keluarga/pasangan mencapai 73,43 (bahagia), untuk segmen Remaja 75,11 (sangat bahagia) dan untuk segmen Kepala Keluarga/pasangan Warga Miskin sebesar 68,58 (bahagia).
Aspek-aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah ketersediaan waktu luang, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, rumah dan fasilitas rumah, serta keadaan lingkungan. Indeks kebahagiaan masyarakat Kota Bandung yang tertinggi adalah yang terkait dengan Keharmonisan Keluarga.
Secara keseluruhan pada tahun 2017 terjadi peningkatan indeks kebahagiaan warga Kota Bandung dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Rekomendasi strategis yang diberikan antara lain adalah program peningkatan lapangan kerja dan wirausaha, fasilitas perumahan, pendidikan. Hasil survei itu tentunya merupakan cara Kota Bandung untuk melaksanakan pembangunan yang tepat sasaran.
“Tetapi fenomena dan fakta sekarang sungguh sangat berbanding terbalik dengan kepemimpinan Oded M. Danial yang di mana dalam sektor ekonomi, Indeks Kebahagiaan tumbuh tidak sebaik masa kepemimpinan Ridwan Kamil,” beber Fadil.
Pertumbuhan Kota Bandung tidak berjalan secara mulus. Modernisasi yang kencang membawa angin segar, namun juga ada efek negatif di ranah sosial. Dinas Sosial Kota Bandung banyak melakukan penyimpangan dari program keluarga harapan (PKH) dengan data yang tidak faktual dan update. Data tersebut banyak tidak tepat sasaran sehingga penerima tidak sesuai.
“Bahkan kami banyak menemukan panitia yang mengarahkan program tersebut dari afiliasi partai tertentu. Ini sudah jelas bahwa walikota membiarkan penyimpangan yang ada. Kami menganalisis bahwa Walikota Bandung tidak berkerja sama sekali,” tandas Fadil.