CICALENGKA, Balebandung.com – Calon Wakil Bupati Bandung nomor urut 2, Atep menyatakan, dirinya siap untuk membangun lapangan sepak bola yang representatif di 31 kecamatan, jiga pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Yena Iskandar Ma’soem-Atep terpilih di Pilbup Bandung.
Mantan Kapten Persib Bandung ini mengatakan hingga kini masih banyak kecamatan di Kabupaten Bandung yang belum memiliki lapang sepak bola yang representatif. Menurut Atep dibutuhkan kepedulian dan keseriusan dari kepemimpinan di Kabupaten Bandung bersama stakeholder terkait untuk membangun kejayaan sepak bola di Kabupaten Bandung ini.
Hal itu ia ungkapkan karena dalam setiap kampanyenya, Atep kerap mendapat aspirasi dari warga yang berharap punya lapang sepakbola baik di desanya atau kecamatannya masing-masing.
“Program saya, kalau terpilih di Pilbup Bandung, nantinya paling tidak di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung itu harus memiliki satu lapangan sepak bola yang representatif,” tandas Atep saat kampanye di Posko Pemenangan Yena Atep di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Selasa (20/10/20)..
Karena kondisinya saat ini, imbuh Atep, meskipun sudah ada kecamatan yang memiliki lapang, tapi seadanya saja dan tidak terurus, asal ada lapang saja. “Ada juga yang punya lapang sepakbola yang sudah rusak, tapi tidak kunjung diperbaiki,” bebernya.
Menurut Atep lapangan sepakbola yang representatif sangat penting guna menunjang kemajuan sepakbola di suatu daerah. Dari situ, imbuh Atep, daerah pun bisa mencari bibit atlet sepakbola hingga ke pelosok desa dan memotivasi masyarakat untuk menggemari sepakbola.
“Di setiap pertemuan warga juga saya banyak menerima aspirasi mereka yang di desa ingin punya lapang sepakbola sendiri. Sebab di desa mereka ada sekolah sepakbola (SSB) untuk anak-anak. Banyak sekali SSB di Kabupaten Bandung ini yang seharusnya bisa dibina dengan baik. Bagusnya memang tiap desa harus punya lapang sepak bola yang bagus, mengingat banyak potensinya,” imbuh Atep.
Ia pun menyayangkan selama ini bagi sekolah sepakbola yang belum memiliki lapang sendiri, mereka terpaksa harus menyewa lapang bola yang representatif.
“Jadi, selama tidak terkendala lahan nantinya, saya ingin upayakan lapangan sepak bola itu harus ada di desa-desa, minimalnya di tingkat kecamatan,” kata dia.
Ia merasa yakin Kabupaten Bandung sendiri memiliki potensi luar biasa di bidang sepak bola jika terus digali. Bukan dengan fasilitas lapang saja, tapi pembinaan kompetisi pun harus terus berjalan, sehingga jenjangnya ada dalam menjaring bibit atlet baik di tingkat junior maupun seniornya.
“Karena kan sayang di Kabupaten Bandung sendiri banyak pemain sepakbola yang berbakat, tapi berkembangnya malah di luar Kabupaten Bandung dan akhirnya malah dijaring oleh daerah lain karena tidak ada untuk penyaluran potensi dan prestasinya . Seperti pemain Persib Tantan itu kan dibesarkannya oleh Persikab,” beber Atep.
Sedangkan untuk Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bandung (Persikab) sendiri, kata Atep, harus di-support dengan dana yang memadai baik dari APBD Kabupaten Bandung maupun sponsor swasta.
“Di Kabupaten Bandung ini banyak perusahaan besar dan industri yang sebenarnya berpotensi untuk bisa dijadikan sponsor Persikab. Tinggal keseriusan kita mengelolanya saja,” ujarnya.
Atep menegaskan dengan membangun persebakbolaan, kata Atep, maka sektor lain pun bisa terangkat seperti sektor ekonomi, pariwisata, kuliner maupun sektor lainnya. Ia pun ingin Persikab kembali berjaya sejajar dengan Persib Bandung.
“25 tahun yang lalu, Persikab ini sejajar dengan Persib. Pernah derbie antara Persikab dengan Persib. Artinya, Persikab ini mampu berada di level tertinggi dari persebakbolaan nasional. Pernah mencapai kejayaannya. Ini harus kita bangkitkan lagi,”” tandas Atep. (*)