SOREANG, Balebandung.com – City Sanitition Summit (CSS) XXI yang digelar 14 hingga 16 Juni 2023 diharapkan berdampak pada perekonomian dan pola pikir kemandirian masyarakat dalam mengelola sanitasi.
Lebih dari itu dijadikan momen penting untuk memberikan motivasi dan berbagi pengetahuan tentang sanitasi, serta menjadi momen penguatan inovasi khususnya di bidang sanitasi.
Karena itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa mengatakan, melalui momen CSS XXI , pihaknya bisa lebih meningkatkan inovasi dalam mengelola sanitasi dan memilih sampah agar bisa bernilai ekonomis.
“Kami DPUTR memamerkan beberapa inovasi dalam kegiatan CSS Fair. Salah satunya bagaimana cara mengelola sanitasi yang aman dan memberikan inovasi untuk merubah sampah menjadi bernilai ekonomis bagi masyarakat,” kata Kepala DPUTR Kab Bandung kepada wartawan di sela Gala Dinner para delegasi dari kota/kabupaten se-Indonesia di Hotel Sunshine, Soreang, Rabu (14/6/23) malam.
Beberapa inovasi yang diperkenalkan DPUTR Kabupaten Bandung di ajang CSS XXI ini antara lain Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Jatisari, Kecamatan Kutawaringin, Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), di Kecamatan Soreang.
Dengan lebih meningkatkan inovasi, kata Zeis, diharapkan juga mampu mendorong kesadaran masyarakat untuk mengelola dan menerapkan sanitasi yang aman di setiap rumahnya dan lingkungannya masing-masing.
“Sebab untuk mencapai target sanitasi aman, perlu dukungan dan kesadaran dari seluruh masyarakat. Selain dari inovasi yang diciptakan, menjaga dan menerapkan pola hidup sehat juga sangatlah penting,” tandas Zeis Zultaqawa.
Sementara di ajang CSS XXI ini, DPUTR Kabupaten Bandung menjadi koordinator materi seminar untuk sharing session atau bertukar pengetahuan dan pengalaman, bagaimana cara mengelola sanitasi yang baik dan aman bersama para delegasi dari kota/kabupaten yang hadir.
Dipaparkan pula sharing session itu bagaimana untuk bisa merubah kebiasaan buruk menjadi perilaku baik masyarakat dalam mengelola lingkungan, kebersihan dan pola hidup sehat.
“Target sanitasi aman itu, bisa tercapai dengan munculnya kebiasaan baik masyarakat dalam mengelola lingkungan, menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat,” kata Zeis.
Jika sanitasi tidak diarahkan dengan baik dan aman, maka akan berdampak pada kesehatan dan juga berdampak buruk pada pertumbuhan generasi anak, termasuk dampak negatif munculnya kasus stunting.***