Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaBale BandungForkopimda Bandung Pantau Harga Pangan di Pasar Sehat Soreang

Forkopimda Bandung Pantau Harga Pangan di Pasar Sehat Soreang

SOREANG,balebandung.com – Jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung melaksanakan pemantauan harga-harga kebutuhan pangan di Pasar Sehat Soreang Kabupaten Bandung, Selasa (7/2/2023). Di antaranya memantau harga beras, ayam, minyak goreng dan harga pangan lainnya.

Harga beras sebesar Rp 13.000/kg, sebelumnya Rp 12.000/kg dan mengalami kenaikan harga Rp 1.000/kg, dan ayam mengalami kenaikan Rp 3.000/kg, sebelumnya harga ayam Rp 32.000/kg, dan saat ini pada kisaran Rp 35.000/kg.

Bupati Bandung HM Dadang Supriatna didampingi Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, Dandim 0624/Kabupaten Bandung Letkol Inf Hamzah Budi Susanto melaksanakan operasi pasar dan langsung survei ke Pasar Sehat Soreang.

“Pasar Soreang ini adalah salah satu pasar rakyat, dan juga pasar sehat. Tentunya, ini dalam rangka menyikapi inflasi salah satunya perintah dari Pak Presiden itu harus sering-sering ke pasar,” kata Bupati Dadang Supriatna di Pasar Sehat Soreang.

Dari hasil survei di lapangan, kata Dadang Supriatna, ternyata sembilan bahan pokok ini ada kenaikan, di antaranya beras. “Beras naik rata-rata dibawah Rp 1000/kg. Harga ayam dari Rp 32.000/kg jadi Rp 35.000/kg, sehingga ada kenaikan Rp 3.000/kg. Sedangkan telur ayam mengalami penurunan, dari semula Rp 35.000/kg jadi Rp 28.000/kg dan lain-lainnya relatif masih bisa terkendali,” katanya.

Dadang Supriatna pun mengungkapkan, bahwa harga minyak goreng juga ada kenaikan rata-rata Rp 500/liter. Harga eceran tertingginya antara Rp 14.500-Rp 14.800/liter, bahwa ada yang Rp 15.000/liter.

“Kita akan berupaya dan terus mencari suplai. Supaya kebutuhan pasar di wilayah Kabupaten Bandung bisa terkendali. Untuk minyak goreng tidak ada kelangkaan dan relatif aman dan terkendali, hanya ada kenaikan antara Rp 300-Rp 500/liter,” katanya.

Dadang Supriatna pun mengatakan stok kebutuhan pangan di Kabupaten Bandung relatif terkendali dan aman. “Saya juga terus memerintahkan Kepala Disdagin untuk mencari solusi sehingga kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Bandung tidak ada kendala,” katanya.

Bupati Bandung mengatakan dalam menyikapi inflasi di Kabupaten Bandung, Forkopimda Kabupaten Bandung selalu memusyawarahkan dan mengadakan rapat dengan satgas pangan. Sehingga untuk menyikapi inflasi ini, katanya, bisa terkendali.

“Mudah-mudahan dengan adanya suplai yang besar dan banyak akan lebih mempermudah dan juga menurunkan harga,” kata Dadang Supriatna.
Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan, apabila ada kenaikan harga, apa yang menyebabkan kebutuhan pangan itu naik.

“Kita lihat sampai saat ini, yang dikhawatirkan adanya penimbunan oleh spekulan, itu tidak ada,” katanya.

Kusworo mengatakan, kenaikan harga itu terjadi karena panjangnya rantai distribusi perdagangan. “Sehingga akan diupayakan oleh Kadisdagin untuk duduk bersama, kami dengan Pak Bupati mencoba untuk memangkas rantai distribusi yang begitu panjang, sehingga angka yang jatuh ke masyarakat tidak terlalu tinggi,” kata Kusworo.

Kapolresta Bandung mengatakan, apabila ada penimbunan oleh spekulan, tentunya akan ditindak sebagaimana Undang-Undang yang berlaku.
“Saat ini masih kondusif, walaupun ada naik sedikit. Tapi bukan karena penimbunan, tapi panjangnya rantai distribusi tadi,” katanya.

Sampai saat ini, kata Kusworo, stok pangan banyak dan tidak ada kelangkaan. “Alhamdulillah informasi dari para pedagang, dalam tahap harga relatif masih terjangkau,” katanya.

Menurutnya, pengawasan ke pasar tradisional tetap akan dilakukan, bekerjasama antara Pemkab Bandung dengan TNI-Polri. “Kami selalu turun ke lapangan. Dan kami dari Forkopimda dan Pak Bupati sering turun ke lapangan untuk mencocokan data dengan Satgas pangan,” katanya.

Sementara itu, Sugis, seorang pedagang ayam di Pasar Sehat Soreang mengatakan, bahwa harga ayam sudah seminggu ini mengalami kenaikan. “Semula harga ayam Rp 32.000/kg, sekarang jadi Rp 35.000/kg. Jadi ada kenaikan Rp 3.000/kg,” kata Sugis.

Ia mengatakan dengan adanya kenaikan harga ayam itu, omset pun mengalami penurunan sekitar 20 persen. “Pembeli kadang banyak dan kadang berkurang,” katanya.

Sugis mengatakan, ketika harga ayam pada kisaran Rp 28.000 sampai Rp 30.000/kg, disaat lagi ramai pembelinya bisa memasarkan sebanyak 100 kg. “Kalau lagi sepi paling banyak 50 kg per hari,” katanya.***

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img