PANGALENGAN, Balebandung.com – PT Geo Dipa Energi (Persero) “GeoDipa” hadir memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pelepasliaran sepasang Owa Jawa (Hylobates moloch). Pasangan Owa Jawa bernama Lola dan Udin ini merupakan hasil rehabilitasi Pusat Rehabilitasi Primata Jawa ke habitatnya di Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT), Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Irawan Asaad menjelaskan, kegiatan pelepasliaran Owa Jawa tersebut merupakan rangkaian program dalam memperingati Hari Konservasi Alam Nasional 2022 serta peringatan Hari Primata Internasional.
Irawan mengatakan, kegiatan seperti ini rutin dilakukan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian LHK melalui BBKSDA Jawa Barat, bekerja sama dengan The Aspinall Foundation (TAF) Indonesia.
“Kegiatan pelepasliaran Owa Jawa ini sebagai upaya upaya pelestarian primata endemik Jawa yang telah berjalan dengan baik selama 12 tahun sejak 2010,” kata Irawan dalam sambutannya, Kamis (8/9/2022).
Irawan menyebut sepasang Owa Jawa (Hylobates Moloch) ini bernama Lola berjenis kelamin betina, berumur enam tahun, dan Udin berjenis kelamin jantan berusia empat tahun. “Keduanya merupakan satwa yang diperoleh dari Garut pada 2018 dan 2021,” ungkap Irawan.
Tercatat, sebanyak 48 individu Owa Jawa telah dilepasliarkan sejak tahun 2014 dari pusat Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ) Patuha. Sepasang Owa Jawa, Lola dan Udin merupakan individu ke-49 dan 50 yang akan dilepasliarkan di CAGT.
“Sampai sejauh ini, terpantau telah lahir tiga bayi Owa Jawa dari hasil lepas liar oleh BBKSDA Jawa Barat dan TAF Indonesia di CAGT,” kata Irawan.
Owa Jawa, merupakan salah satu jenis primata endemik jawa yang masuk ke dalam daftar satwa primata dengan kategori “genting” (EN; endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Perkiraan populasi di alam tersisa antara 1.000-2.000 individu yang tersebar di kawasan hutan konservasi dan hutan lindung. Sebagian besar di Jawa Barat dan beberapa tersisa di kawasan hutan lindung di Jawa Tengah seperti di dataran tinggi Dieng.
Hal tersebut menjadikan Owa Jawa spesies yang paling langka di dunia. Di Indonesia, Owa Jawa dilindungi sejak tahun 1931 dan saat ini masuk daftar 25 jenis fauna yang menjadi prioritas konservasi oleh Ditjen KSDAE.
“GeoDipa menyadari betul pentingnya menjaga kelestarian alam, sehingga kami mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konservasi ekosistem dan lingkungan. Sebagai contoh seperti yang dilakukan saat ini yakni pelepasliaran sepasang Owa Jawa bernama Lola dan Udin. Kami berharap mereka dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di habitatnya,” kata Danang Maulana, Project Manager PT Geodipa Energi Patuha 2.
Untuk menunjang keberhasilan terhadap konservasi Owa Jawa, dilakukan juga kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti edukasi berupa lomba gambar primata khususnya Owa Jawa. “Lomba gambar ini diikuti anak-anak sekitar kawasan CAGT yaitu Sekolah Dasar Dewata hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan habitat Owa Jawa,” kata Project Manager PT Geo Dipa Energi Patuha 2.***