
Jl. Wartawan 2 No. 23 Bandung, Selasa, (15/1/19). by iwa/bbcom
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Barat (PWI Jabar) dapat membantu Pemprov Jabar dalam mewujudkan visi Jabar Juara Lahir Batin.
“Tolong dibantu Pemprov Jawa Barat mencapai tujuan Jabar Juara Lahir Batin. Bukan mendukung Ridwan Kamilnya, tapi mendukung program pembangunan pemerintah sepanjang itu baik. Selama tidak melenceng, saya kira kita bisa saling mendukung,” ungkap Gubernur saat Silaturahim dengan Pengurus PWI Jabar di Sekretariat PWI Jabar, Jl. Wartawan 2 No. 23 Bandung, Selasa, (15/1/19).
Ridwan Kamil yakin Jabar Juara Lahir Batin akan sukses tercapai jika seluruh elemen di Jawa Barat sendiri kompak. Sebab Ridwan pun percaya perubahan bukan datang dari dari seorang pemimpin saja.
“Disinilah kita harus mengubah semua cara pandang kita, untuk tidak selalu mengandalkan pemerintah dan negara dalam berbagai persoalan. Jadi, kalau urusannya Indonesia ingin maju, dengan segala persoalan bangsa ini hanya menjadi urusannya pemerintah saja, disitulah kekeliruan cara pandang kita,” sebut Emil.
Ia pun lantas menyampaikan teori pembangunan ‘Pentahelix’ ABCGM untuk membangun kebersamaan dalam pembangunan. Di mana unsur A adalah akademisi, dengan ilmunya. B, pebisnis, orang yang punya akses ekonomi, C masyarakat atau komunitas, G pemerintah dan M media.
Kedua, pesan Emil, PWI Jabar agar bisa lebih lincah dalam mengikuti perkembangan zaman. Pola pikir atau cara pandang lama harus lebih disesuaikan agar relevan dengan kondisi kekinian.
“Artinya memang dunia sudah berubah. Makanya PWI Jawa Barat harus lincah. Jangan berpikir dengan pola-pola lama. Organisasi itu umurnya bisa panjang kalau dia relevan dengan perkembangan jaman atau ‘ngigelan jaman’,” pesan Emil.
Menurutnya media hari ini sangat penting peranannya, terlebih media cyber sekarang muncul dimana-mana. “Problem kita hari ini bukan mencari informasi, tapi memilah informasi. Karena informasi hari ini terlalu banyak,” kata dia.
Revolusi inilah yang perlu dipahami dan PWI Jabar harus ada dalam arus itu. “PWI harus jadi lembaga yang menasehati masyarakat bagaimana memilah informasi, agar masyarakat tidak bingung mana informasi yang benar, mana yang hoax” kata dia.
Tahun 2017 saja, kata Emil, Polri melansir ada 5.700 berita bohong. Hal ini pula yang membuatnya harus menciptakan sebuah institusi yang dulu tidak pernah dibayangkan harus ada, yaitu Badan Sapu Bersih (Saber) Hoax.
“Makanya, peran PWI ini penting sebagai polisi. Kepada anggotanya memberi manfaat. Kepada masyarakat PWI diharapkan bisa jadi polisi memilah mana saja yang dibaca oleh masyarakat,” pungkasnya. ***