Balebandung.com – Tanggal 6 Juni 1901 adalah hari kelahiran Kusno alias Soekarno, penyambung lidah rakyat sekaligus Pimpinan Besar Revolusi Indonesia. Kendati begitu ia lebih senang dengan panggilan Bung Karno, yang menunjukan kesetaraannya dengan semua orang dan semua bangsa.
Dalam rangka memperingati Hari Kelahiran (Harlah) Bung Karno, melalui tulisan ini saya meminta maaf kepada Bung Karno karena tidak bisa menjaga keutuhan UUD 1945, sebagaimana Bung Karno rancang dan tetapkan selaku Presiden Pertama RI.
Kalau Bung karno masih hidup, saya pastikan beliau akan marah dan akan mengajak para pengikutnya untuk melawan mereka yang melakukan perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945, sekalipun yang melakukan itu anaknya sendiri (Megawati).
Tapi saya minta doa kepada Bung Karno dari alam kuburnya, dan doa dari kita semua, saya akan berjuang sekuat dan sekemampuan saya untuk kembali ke UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Ada baiknya juga kita renungkan pendapat Putri Bung Karno seperti yang disampaikan Mbak Rachmawati yang menyatakan demokrasi liberal ini terjadi akibat amandemen UUD 1945 yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Begitu pula dalam ideologi Pancasila tidak ada dan tidak dikenal konsep khilafah, dan itulah pendirian saya. Ideologi Pancasila tidak ada urusan dan kaitan dengan soal khilafah, karena kita sudah tahu rekam jejak dan fakta sejarah soal aliran dan kelompok politik penghianat dan perusak rakyat, yaitu gerakan ekstrim kanan yang didalangi kaum radikal yang mengatasnamakan agama dalam hal ini politisi Islam. Dan yang satu lagi ekstrim kiri yang didalangi oleh kelompok komunis. Kedua kekuatan ini sepertinya muncul kembali karena sistem demokrasi kita liberal alias kebablasan.
Bicara bung Karno kaitannya dengan ideologi dan sistem demokrasi yang saat ini tidak sesuai lagi dengan cita-cita proklamasi, sehingga perlu dipikirkan apa yang dirancang dan dibuat Buang Karno itu benar, yaitu salah satunya UUD 1945.
Oleh karena itu saya berpendapat untuk menjaga keutuhan NKRI dan mempertahankan ideologi Pancasila, kita harus kembali ke UUD 1945, sekali lagi, secara murni dan konsekuen. *** by Eka Santosa, Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Barat