BANDUNG – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berencana menjalin kerjasama dengan salah satu organisasi tertua di tanah Sunda, Paguyuban Pasundan, dalam membangun pertanian di Indonesia khususnya Jawa Barat.
Ketua Umum HKTI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan kedatangan HKTI ke Paguyuban Pasundan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam mengembangkan teknologi pertanian. Pertemuan ini nantinya bisa dilanjutkan demi kemajuan petani di Indonesia khususnya Jawa Barat.
“HKTI memiliki banyak program pertanian, namun saat ini kami masih banyak menangani padi. Kami juga sudah ada program pertanian jagung dan untuk lebih memperbanyak lagi perlu menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi termasuk Paguyuban Pasundan,” kata Moeldoko saat mendatangi Kantor PB Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra 41, Babakan Ciamis, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (30/11/17).
Moeldoko menambahkan, selain bekerja sama dengan perguruan tinggi, HKTI juga menjalin kerja sama dengan pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. Membangun kerja sama dengan perguruan tinggi dan pesantren agar lulusan dari kedua lembaga pendidikan itu ketika kembali ke masyarakat mempunyai pengetahuan yang cukup pada pertanian.
“Lulusan dari perguruan tinggi dan pesantren punya knowledge baru pada pertanian ketika kembali ke daerah masing-masing. Demi satu tujuan membangun pertanian Indonesia,” ujarnya.
Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu menyampaikan saat ini masalah utama petani di Indonesia ada di masa pascapanen. Permasalahan ini terjadi karena petani kurang mampu mengelola produknya dengan baik.
“Kalau masalah benih, pupuk dan pembinaan HKTI sudah memilikinya. Bahkan kami sudah mempunyai tim untuk memberantas hama,” ungkapnya.
Pada kunjungan tersebut, Moeldoko mendapat sambutan hangat dari pengurus Paguyuban Pasundan. Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Pangdam Siliwangi pun berbincang akrab dalam suasana kekeluargaan dengan Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Didi Turmudzi.
Sementara, Didi Turmudzi menjelaskan Paguyuban Pasundan lebih konsen kepada teknologi pascapanen terutama kepada industri binaan. Saat ini di bawah naungan Paguyuban Pasundan ada lebih 200 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menghasilkan produk pertanian.
“Kami juga baru saja selesai menerapkan teknologi tepung ketela pohon di negara Fiji. Sekarang mereka sudah berhasil mengekspor ke Australia dan Cina,” ungkap Didi.
Pihaknya menyambut baik atas usulan HKTI untuk menjalin kerja sama terutama pada pascapanen. Kerja sama ini sangat diharapkan bisa membangun pertanian Indonesia terutama Jawa Barat.
“Kami memang mempunyai banyak produk-produk pertanian melalui UKM binaan. Namun kami punya masalah pada pemasaran yang bisa dibantu oleh HKTI,” tuturnya.
Dekan Studi Teknologi Pangan & Gizi, Fakultas Teknologi Universitas Pasundan (Unpas), Yusman Taufik menambahkan beberapa produk pertanian yang sudah berhasil dibuat yakni jagung menjadi tempe, susu jagung dengan tambahan blueberry dan masih banyak lagi.
Kerjasama dengan HKTI diharapkan bisa lebih mengembangkan industri pascapanen. “Ide menggunakan pesantren oleh HKTI bisa membangun kewirausahaan baru pada bidang pertanian,” tutupnya.