Investor Timur Tengah Kumpul di Gedung Sate

oleh -21 Dilihat
oleh
Wagub Jabar Deddy Mizwar di sela West Java Investor Forum di Gedung Sate, Jumat (6/9/17). by Humas Pemprov Jabar
Wagub Jabar Deddy Mizwar di sela West Java Investor Forum di Gedung Sate, Jumat (6/9/17). by Humas Pemprov Jabar

GESAT – “Think Investment, Think West Java,” merupakan tema yang sangat tepat diangkat pada ‘West Java Investor Forum,’ untuk saling mengenal terkait peluang bisnis di Jawa Barat.

Forum ini dihadiri jajaran Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD), Islamic Development Bank (IDB), para Pimpinan Group Businessman Forum “THIQAH”, serta para Investor atau Calon Investor dari sejumlah negara Timur Tengah, negara-negara anggota OKI dan ASEAN.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengungkapkan Jabar merupakan surga investasi di Indonesia. Pemprov pun punya visi besar ke depan untuk mewujudkan Provinsi Jabar sebagai lokasi penanaman modal terbaik di Asia Tenggara tahun 2025.

“Ada beragam faktor yang menjadikan Jawa Barat memiliki daya tarik yang begitu memikat bagi para investor. Salah satunya yakni, Provinsi Jawa Barat memiliki potensi sumber daya manusia yang sangat besar, bahkan terbesar di Indonesia,” terang Wagub di hadapan para peserta forum yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Jumat (6/10/17).

Pada tahun ini, jumlah penduduk Jawa Barat diproyeksikan mencapai 47,38 juta jiwa, dengan jumlah angkatan kerja sekitar 18,79 juta orang. Itulah sebabnya, Jabar memiliki pasar, atau ‘Market Size’ yang besar.

Jabar berkontribusi 13,08% GDP Indonesia atau menduduki peringkat ketiga terbesar setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, bahkan pada sektor manufaktur kontribusi Jabar terhadap GDP mencapai 43,03%.

“Selain itu, Jawa Barat juga menjadi salah satu dari dua provinsi di Pulau Jawa yang mampu mencatatkan trend kinerja ekonomi yang positif pada triwulan II 2017, di mana perekonomian Jawa Barat tumbuh sebesar 5,29% atau berada di atas LPE nasional sebesar 5,01%, diiringi dengan inflasi yang terkendali yaitu sebesar 4,31%,” paparnya.

Adapun peningkatan pertumbuhan ekonomi Jabar ditopang tiga sektor utama, yaitu sektor manufaktur dengan kontribusi mencapai 42%, diikuti sektor perdagangan, dan agrikultur.

Terkait dengan investasi di Jabar, Deddy menginformasikan sampai Semester I Tahun 2017, Jabar masih jadi provinsi tujuan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar pertama di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar rp 33,21 triliun atau sekitar USD 2,49 miliar, sekaligus jadi provinsi tujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar kedua di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar Rp 20,89 triliun atau sekitar USD 1,57 miliar.

Baca Juga  Investor Tiongkok Tertarik Olah Sampah di KBB

Dengan demikian, lanjut Deddy, total realisasi investasi PMA dan PMDN di Jabar pada Semester I Tahun 2017 sebesar Rp 54,11 triliun atau sekitar USD 4,06 miliar, dengan jumlah proyek sebanyak 4.018 proyek LKPM dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 101.452 orang.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2016 total realisasi investasi PMA dan PMDN Wajib LKPM di Jabar sebesar Rp 105,34 triliun, dengan jumlah proyek sebanyak 7.192 proyek LKPM dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 367.228 orang.

Selanjutnya Deddy menyebutkan pula sampai dengan Semester I Tahun 2017, peringkat lima besar kabupaten/kota yang paling diminati para investor PMA yaitu Kabupaten Karawang sebesar 41,71%, Kabupaten Bekasi sebesar 32,69%, Kabupaten Bogor sebesar 6,23%, Kabupaten Cirebon sebesar 3,69%, dan Kab. Purwakarta sebesar 3,52%.

Sedangkan untuk PMDN kabupaten/kota yang paling diminati yaitu Kota Bogor sebesar 21,91%, Kabupaten Karawang sebesar 21,36%, Kabupaten Bekasi sebesar 16,24%, Kab. Sumedang sebesar 10,53%, dan Kabupaten Bandung sebesar 5,67%.

Menurut sektor usahanya, investasi asing di Jabar paling besar ditanamkan pada sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain dengan rasio 34,45%, industri logam, mesin dan elektronika sebesar 13,51%, Industri kimia dan farmasi sebesar 7,43%, industri karet dan plastik sebesar 7,31%, serta industri mineral non logam sebesar 6,14%.

Sementara itu, investasi dalam negeri Wajib LKPM di Jabar paling banyak ditanamkan pada sektor industri kertas dan percetakan dengan rasio 20,68%, transportasi, gudang dan komunikasi sebesar 19,83%, industri tekstil sebesar 12,05%, perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar 10,40%, serta industri makanan sebesar 8,10%.

“Sejauh ini, jumlah investasi dari negara-negara Timur Tengah di Jawa Barat masih terbilang rendah. Sepuluh negara dengan investasi terbesar di Jawa Barat diduduki oleh Jepang, Singapura, Belanda, Taiwan, Hongkong, Perancis dan British Virgins Island. Menyusul kemudian Malaysia, Korea Selatan dan Tiongkok,” Ssebut Deddy.

Baca Juga  Undang Investor, Jabar Gelar West Java Ambassador Forum

Oleh sebab itu, lanjut Wagub, melalui ajang West Java Investor Forum hari ini, pihaknya mengundang para investor dari negara-negara Timur Tengah, negara-negara ASEAN dan anggota OKI lainnya, untuk jadi bagian dari pelaku bisnis di Jabar, mulai dari manufaktur, konstruksi, pertanian hingga pariwisata.

Tak sampai di situ, Deddy juga menyebutkan terdapat sejumlah peluang investasi utama di Jabar yang dapat dielaborasi pada ajang ini, seperti: proyek pengembangan jalur kereta api LRT Bandung Metropolitan Area dan jalur kereta api Tanjungsari-Kertajati-Arjawinangun, proyek pembangunan Pelabuhan Internasional Patimban dan Indonesia Halal Hub Logistik, proyek pengembangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB Kertajati) dan Bandara Nusawiru di Pangandaran.

Ada juga pengembangan kawasan industri di daerah Depok, Bekasi dan Karawang, proyek pengembangan Legoknangka Solid Waste Treatment and Disposal, sistem penyediaan air bersih kawasan Cirebon Raya, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Mini (PTLM) Cikembang, serta kawasan wisata (hotel, restoran dan fasilitas pendukung lainnya) di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, Pemprov Jabar berkomitmen kuat untuk menghadirkan kemudahan usaha dan terus mendorong terpeliharanya iklim usaha yang kondusif di Jabar, sehingga diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi inklusif yang lebih merata.

“Hal ini antara lain kami upayakan melaui inovasi penerapan 3-Hours Investment Licensing Service, di mana investor dapat memperoleh ijin pembangunan proyek investasi di kawasan industri dalam waktu 3 jam, penguatan daya dukung infrastruktur, ketersediaan energi, kepastian waktu dan biaya, menghilangkan hambatan usaha, serta dukungan lainnya untuk meningkatkan investasi di Jawa Barat,” urainya.

Adapun di sektor pariwisata, selain Pantai Pangandaran yang sudah dikenal, Jabar juga masih memiliki garis pantai yang membentang sepanjang 400 km di wilayah selatan Jabar, yang keindahannya tidak kalah dengan pantai-pantai di Bali.

Bahkan, di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu tidak lama lagi akan ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark. Di sini ada pantai-pantai yang indah dengan kualitas ombak kelas dunia yang menjadi primadona bagi peselancar dalam dan luar negeri.

Baca Juga  PT BIJB - Garuda Indonesia Group Jalin Kerjasama

“Semoga rangkaian kegiatan West Java Investor Forum yang terdiri atas tiga bagian besar, yaitu Business Forum, Business Matching, dan Site Visit ke lokasi proyek investasi dapat berjalan lancar, dapat memberikan gambaran bagi para investor terkait dengan peluang investasi di Jawa Barat, serta menjadi pintu masuk untuk meningkatkan penanaman modal di Jawa Barat,” harapnya.

Utusan Khusus Presiden RI untuk Negara-negara Timur Tengah dan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Alwi Shihab mengatakan, Pemprov Jabar sangat membantu, dalam memfasilitasi semua apa yang diinginkan investor. Ia pun berharap forum ini bisa jadi jembatan untuk bisa mengetahui lebih lanjut, karena Jabar adalah tempat investasi yang baik.

Alwi pun menyebutkan, IDB selaku lembaga keuangan internasional memiliki anggaran USD 5 miliar untuk diinvestasikan. Anggaran tersebut juga berpeluang untuk digunakan di beberapa proyek strategis di Jawa Barat.

Dia menekankan, negara-negara di Timur Tengah cukup tertarik untuk berinvestasi di Jabar sebab dari segi budaya, hingga potensi sumber daya alamnya, menjadi keunggulan tersendiri bagi Jabar.

“Jabar adalah tempat yang mereka minati dari kultur, lebih dekat ke jiwa orang Timur Tengah, ketimbang investasi di Bali. Ini keunggulan harus ditunjukan,” ungkap Alwi.

“Sekarang kita bersama-bersama pemda memberi penjelasan apa saja yang menjadi prioritas dan diberikan pada investor, dalam rangka memuluskan rencana mereka,” imbuhnya.

CEO Islamic Corporation for the Development Khaled Al Aboodi menuturkan pertumbuhan ekonomi di Jabar cukup menggairahkan. Dia sangat meyakini, pengusaha asal Timur Tengah bisa menanamkan modalnya di sejumlah proyek di Jawa Barat.

“Pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi di Jabar sangat bagus dalam investasi. Saya pikir ini bisa dimanfaatkan oleh negara-negara di Timur Tengah untuk lebih berani menanamkan investasi di Jawa Barat,” pungkas Khaled.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.