BALEENDAH, Balebandung.com – Keberadaan Tugu Juang Siliwangi di Jalan Dipatiukur Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang sejatinya dibangun untuk menghormati dan mengenang para pejuang Bandung Selatan tampak tak terawat dan kumuh.
Tugu Juang Siliwangi yang menjulang setinggi 20 meter itu tampak tak terawat. Tiang tugu yang tinggi menjulang di Baleendah itu pun nampak bercat pudar dengan bercak noda hitam di beberapa bagian.
Paling menyedihkan, lima patung pejuang berseragam hijau tentara yang menghadap ke arah Jalan Dipatiukur Baleendah itu sudah tak utuh lagi. Ada yang kepala dan kedua tangannya buntung, ada juga yang pangkal tangannya yang buntung.
Tak hanya itu saja, tulisan Tugu Juang Siliwangi yang menempel pada dinding di bawah patung pun sudah tak lengkap. Sedangkan pada bagian atas yang menghadap ke atas hutan kota, nampak ilalang tumbuh subur lumayan mengganggu pandangan mata siapapun yang kebetulan melintas di Jalan Dipatiukur
“Sudah lama itu rusak dibiarkan enggak dirawat. Ya, begitu saja patung-patung pejuangnya juga sudah tidak utuh dirusak tangan-tangan jahil,” kata Agus Supriatna (55), salah seorang warga Kecamatan Baleendah.
Tak hanya itu saja, kata Agus, karena tak dipagar dengan baik, kawasan Tugu Juang Siliwangi ini kerap kali dijadikan termpat nongkrong oleh anak-anak muda yang sengaja datang ke tempat itu. Kata dia, kalau sekedar duduk-duduk nongkrong, mungkin tak jadi masalah, namun sayangnya tempat itu terindikasi dijadikan tempat nongkrong dan minum-minuman keras dan mengarah kepada tindakan asusila.
“Suka dijadikan tempat nongkrong, bukan cuma siang kadang malam juga suka terlihat ada anak-anak muda,” ujarnya.
Sebagai informasi, Tugu Juang Siliwangi ini didirikan pada 20 Mei 1975 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Tugu itu juga didirikan untuk memperingati Hari Jadi ke-29 Kodam VI/Siliwangi. Sekaligus mengenang para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, terkhusus para pejuang dari di Bandung Selatan.
Tugu Juang Siliwangi ini diresmikan Gubernur Jawa Barat Aang Kunefi dan Pangdam VI/Siliwangi Letnan Jendral TNI Raden Himawan Soetanto. Bangunan itu memiliki tinggi kurang lebih 20 meter di puncak terpasang Kujang yang melambangkan senjata tradisional Jabar. Dengan adanya Kujang juga menceritakan betapa sakralnya kejadian itu.
Di bawahnya terdapat balkon tugu tampak lima patung tanpa identitas yang mengenaka pakaian pejuang. Semua Patung itu menghadap ke Jalan Dipatiukur, patung itu seperti mengobarkan semangat kepada orang orang di bawahnya.
Monumen ini ditopang oleh delapan dinding, tiap dinding memiliki relief yang menceritakan tentang para pejuang yang bertarung saat melawan penjajah. Pada saat itu rakyat Indonesia memang terlibat langsung dalam peperangan untuk mempetahankan kemerdakaan, tak terkecuali orang-orang di Kabupaten Bandung.***