SOREANG, Balebandung.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, menggagas Lubang Cerdas Organik (LCO) sebagai solusi penanganan sampah. Kepala DLH Kab Bandung Asep Kusumah mengajak seluruh jajaran pemerintah yang ada di komplek perkantoran untuk membuat LCO di kawasan kantor masing-masing.
“Kita Kampanyekan LCO agar diikuti semua jajaran pemerintah juga masyarakat. Karena sampah organik pada dasarnya mudah mengalami pelapukan dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau. Makanya bisa juga dijadikan kompos,” ucap Asep usai kampanye gerakan membuat LCO di kawasan Taman Komplek Pemkab, Jumat (15/9/17).
Pada kesempatan itu, setelah mengkampanyekan LCO kepada 409 karyawannya, Asep mengajak kepada masyarakat Kabupaten Bandung untuk ikut membuat LCO di halaman rumah masing-masing.
“Ini sudah kami tekankan pada semua pegawai. Baik di kantor atau di rumah masing-masing dan sudah ada 150 LCO di kawasan pemda, sisanya sekitar 300 LCO di Kantor UPT. Saya harap masyarakat juga bisa membuat LCO-nya sendiri,” imbuhnya.
Lebih lanjut Asep mengatakan, kampanye membuat LCO tersebut merupakan gerakan yang melibatkan seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat, sebagai solusi sampah organik sehingga bisa bermanfaat.
“Kita tanamkan bersama, bahwa penghasil sampah juga bisa menjadi sumber solusi. Metode sederhananya adalah melalui LCO,” ujarnya.
Ia menerangkan, sasaran LCO sendiri yakni sebagai media edukasi dan kampanye pengelolaan sampah organik. Karyawan DLH, sebut dia, memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai karyawan harus menjadi agen pembaharu.
“Kedua, sebagai masyarakat harus menjadi contoh dan motivasi untuk pengelolaan sampah di lingkungan tempat tinggalnya,” terang Asep.
Menanggapi hal itu Bupati Bandung H .Dadang M.Naser,SH.,M.Si menekankan kampanye ini harus digelorakan hingga masyarakat. Artinya, selain bertujuan untuk penanganan sampah organik, juga untuk optimalisasi konservasi sumber daya air.
“Tujuan kampanye ini tentu saja untuk menindaklanjuti kebijakan Bupati Bandung terkait penanganan sampah organik dan optimalisasi konservasi sumber daya air, ” terangnya.
Bupati berharap agar pembuatan LCO tersebut jadi sebuah gerakan untuk warga masyarakat, bahwa membuat LCO ini mudah murah menyenangkan, tapi berdampak konkrit pada upaya penanganan lingkungan.
Sementara Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Eddy Sofyan menjelaskan, secara teknis, LCO yang digagas DLH merupakan solusi penanganan sampah organik yang dihasilkan setiap masyarakat. Menurutnya, dengan sangat sederhana cara tersebut jika dilakukan serentak, efeknya akan sangat besar.
“LCO ini solusi sederhana penanganan sampah organik, walau terdengar sepele, tapi efeknya luar biasa untuk mengurangi debit sampah organik selama ini,” ucapnya.
Secara tekins Eddy mengurai, LCO tersebut berdiameter sekitar 10- 15 cm dengan kedalaman 50 sampai 80 cm, dan dilubangi hanya dengan alat bor manual. “Dengan alat bor manual, satu LCO itu bisa menampung sekitar empat liter sampah organik. Dan tentu saja bisa mengurangi debit sampah selama ini,” jelas Eddy.
Selain melakukan gerakan kampanye LCO, imbuh Eddy, pihaknya juga akan mengajak seluruh pemangku kepentingan dan pegiat lingkungan, untuk terus concern pada pengelolaan sampah dan penataan lingkungan. “Kita harapkan semua bisa berperan, karena masalah lingkungan ini merupakan tanggungjawab bersama,” tandasnya.***